Setelah resmi ditahan, pihak Oi anak Nia Daniati masih mengusahakan penangguhan. Atas pertimbangan kondisi mental sang putri, Nia menceritakan riwayat kesehatannya.
- Intan Maharani
- Selasa, 16 November 2021 - 11:36 WIB
WowKeren - Putri Nia Daniati, Olivia Nathania (Oi) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan berkedok tes CPNS. Meski kini ditahan, pihak Oi mengupayakan penangguhan penahanan.
Salah satu alasan memohon penangguhan penahanan adalah mempertimbangkan kondisi kesehatan Oi sendiri. Sejak berusia tujuh tahun, rupanya Oi sudah rutin meminum obat dan menjalani terapi karena mengalami benturan di kepalanya.
"Waktu kecil, Oi ini pernah kebentur besi di bagian kepalanya. Dan itu saya anggep, dia nangis menjerit-jerit saya abaikan. Sehingga pada umur tujuh tahun dia kejang-kejang akhirnya harus di CT scan masuk tabung," kata Nia Daniati dalam video saluran YouTube Intens Investigasi yang tayang pada Senin (15/11).
Akibat benturan tersebut, Oi mengalami penggumpalan darah di kepalanya. Sehingga ia harus bergantung pada obat selama enam tahun dan harus selalu diterapi.
Nia Daniati lantas menambahkan, "Dia harus minum obat selama enam tahun karena ada penggumpalan darah di kepalanya. Menurut dokter memang harus diterapi terus."
Tak hanya mengonsumsi obat selama enam tahun sejak peristiwa kejang-kejang itu, Nia Daniati menyebutkan Oi sudah rutin berkonsultasi dan harus dirawat sejak sebelum terjerat kasus penipuan. Karena adanya kasus ini, pengobatan putrinya pun terputus-putus.
"Saya lupa jenisnya apa, tapi yang saya tahu selama ini, selama begitu aja kejadian ini, sebelum beberapa bulan ke belakang memang selalu konsultasi dengan psikiater dan sebetulnya harus dirawat. Tapi kan terputus-putus perawatannya," beber Nia Daniati.
Tak hanya pada satu psikiater, Oi berkonsultasi pada beberapa di antaranya. Meski kondisinya di dalam tahanan sekarang ini sehat-sehat saja, kuasa hukum Susanti Agustina mengungkapkan bahwa kliennya membutuhkan obat-obatan. Sehingga saat ini ia tengah berupaya mengubah status Oi sebagai tahanan kota.
"Kita sudah mengajukan penangguhan penahanan, itu sudah kita ajukan pada penyidik. Dan itu sedang berproses. Kita berharap bahwa di kepolisian ini bisa memberikan semacam penangguhan penahanan kota ya, wajib lapor lah," terang Susanti Agustina.
(wk/inta)
