AS Catat Rekor 1,08 Juta Kasus COVID-19 Dalam Sehari, 100 Ribu Lebih Pasien Dirawat di RS
AP
Dunia

Amerika Serikat mencatatkan rekor mengerikan dari segi jumlah kasus positif COVID-19 harian, yakni mencapai 1,08 juta orang. Hal ini dikaitkan dengan penyebaran varian Omicron.

WowKeren - Amerika Serikat mencatatkan rekor baru kasus COVID-19 harian pada Senin (3/1) waktu setempat. Sebab AS melaporkan 1,08 juta pasien COVID-19 baru di seantero negeri.

Sejumlah faktor dikaitkan dengan ledakan kasus positif tersebut, mulai dari keterlambatan pembaruan data akibat periode libur hingga varian Omicron. Banyak pakar kesehatan yang mengingatkan agar klaim Omicron tidak menyebabkan keparahan gejala membuat masyarakat terlena dan tidak menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

"Narasi (varian Omicron) hanya virus dengan gejala ringan sama sekali tidak akurat," tegas guru besar bidang kesehatan anak di Baylor College of Medicine, Peter Hotez, kepada CNN. Sebab banyak faktor yang berujung bisa melumpuhkan sistem kesehatan sebuah negara di luar keparahan gejala yang ditimbulkan sebuah varian COVID-19.

"Program vaksinasi anak kita berjalan dengan buruk. Jadi walaupun ada banyak 'kabar baik' tentang varian Omicron, seperti gejala yang lebih ringan, tapi kalau semua dijumlahkan... kita akan menghadapi situasi yang sangat serius, terutama untuk anak-anak," tegas Hotez.

Kekhawatiran terjadinya kelumpuhan sistem kesehatan pun mulai tampak dengan jumlah pasien COVID-19 yang sedang dirawat di rumah sakit. Masih dikutip dari CNN, saat ini ada 103 ribu pasien COVID-19 yang harus dirawat di rumah sakit.


Kekhawatiran Hotez juga terlihat dari kondisi di lapangan, di mana kebanyakan pasien anak-anak yang dilarikan ke rumah sakit. Setiap hari, rata-rata 672 pasien COVID-19 berusia anak masuk rumah sakit pekan lalu.

Masyarakat usia belia yang menjadi sasaran varian Omicorn ini mau tak mau berdampak terhadap berbagai aspek lain. Seperti sekolah yang terpaksa ditunda pembukaannya demi memberikan keamanan bagi anak-anak.

Namun pendidikan yang diselenggarakan secara jarak jauh juga dinilai tidak efektif dan menimbulkan bahaya berkepanjangan. Karena itulah sejumlah pejabat mendorong agar sekolah tetap dibuka terlepas dari kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini. "Keinginan kami sangat tegas, tempat teraman untuk anak-anak kami adalah sekolah," tegas Wali Kota New York, Eric Adams.

Kebanyakan pasien COVID-19 yang dilarikan ke rumah sakit adalah mereka yang belum divaksinasi. Karena itulah, Direktur Pusat Kesehatan Universitas Columbia, Craig Spencer, mendorong masyarakat untuk segera disuntik vaksin, baik dosis primer maupun booster.

"Beberapa minggu ke depan akan sangat berat untuk kami. Banyak pekerja kesehatan yang sakit dan kami harus bekerja secara shift untuk merawat lebih banyak lagi pasien," ungkap Spencer dalam keterangan tertulisnya.

"(Karena itu) kalau Anda belum divaksinasi atau booster, sekarang lah waktunya. Ini bisa membuat perbedaan," pungkasnya. "Saya tahu Anda lelah dengan ini semua, kami juga. Tapi kami sangat memerlukan bantuan semua orang untuk melalui ini, sekali lagi."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait