Pasca Dihantam Tsunami, Tonga Terapkan Lockdown Karena Pekerja Distribusi Bantuan Terpapar COVID-19
Dunia

Letusan gunung berapi bawah laut pada 15 Januari 2022 lalu memicu tsunami dengan gelombang mencapai 15 meter di Tonga. Bantuan internasional pun berdatangan pasca bencana tersebut.

WowKeren - Tonga yang beberapa waktu lalu dihantam tsunami akibat erupsi gunung berapi bawah laut kini terpaksa menerapkan lockdown nasional. Alasannya? Tonga mencatat dua kasus COVID-19 di kalangan pekerja pelabuhan yang membantu mendistribusikan bantuan internasional.

Selama pandemi, Tonga diketahui baru mencatat satu kasus COVID-19 yang ditemukan pada seorang pelancong di bulan Oktober lalu. Temuan dua kasus COVID-19 baru ini pun tampaknya menegaskan kekhawatiran di antara para pejabat Tonga bahwa kedatangan bantuan internasional dapat membawa wabah virus yang lebih berbahaya bagi negara mereka ketimbang tsunami.

Lockdown Tonga akan dimulai pada Rabu (2/2) pukul 6 sore waktu setempat. Perdana Menteri Tonga, Siaosi Sovaleni, mengatakan lockdown akan diterapkan secara terbuka namun berlaku untuk setidaknya 48 jam.

Di bawah lockdown nasional ini, warga Tonga diharuskan tinggal di rumah. Hanya sejumlah layanan penting yang diizinkan untuk beroperasi.

Sejak rencana lockdown diumumkan, warga berebut untuk mendapatkan persediaan. Foto-foto di media sosial menunjukkan antrean di jalan luar bank dan toko-toko kala warga Tonga berusaha mendapat uang tunai dan makanan.


Sementara itu, letusan gunung berapi bawah laut pada 15 Januari 2022 lalu mengirimkan gas sejauh 20 km ke udara, memicu tsunami dengan gelombang mencapai 15 meter, dan menyelimuti Tonga dengan abu. Hingga kini, Tonga masih belum pulih dari dampak letusan gunung api tersebut.

Tiga orang di Tonga tewas akibat tsunami. Pemerintah Tonga memperkirakan bahwa 84 persen orang di negara itu terkena dampaknya. Di beberapa pulau dan desa, setiap rumah hancur oleh tsunami.

Bantuan internasional pun berdatangan pasca bencana tersebut. Kapal dan pesawat dari Australia, Selandia Baru, Jepang, Inggris, dan Tiongkok pun telah tiba di Tonga.

Namun beberapa kasus COVID-19 ditemukan di antara pekerja bantuan kemanusiaan tersebut. Lebih dari 20 kasus COVID-19 ditemukan di antara para pelaut HMAS Adelaide yang berangkat dari Australia ke Tonga dengan membawa perbekalan dalam seminggu setelah letusan.

Sejumlah anggota kru penerbangan bantuan dan Jepang dan Australia juga dilaporkan terinfeksi COVID-19. Tonga sendiri sudah sempat menolak penerbangan bantuan dari Australia usai ditemukan kasus COVID-19 di pesawatnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait