Wali Kota Ottawa Umumkan Keadaan Darurat Atas Protes Pembatasan COVID-19
AP/Jason Franson
Dunia

Pembatasan COVID-19 yang diterapkan oleh Kanada tampaknya memicu protes dari masyarakat di Ibu Kota Ottawa. Pembatasan yang diterapkan dinilai 'mengurung' kebebasan masyarakat.

WowKeren - Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih melanda banyak negara di dunia membuat pemerintah masing-masing menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas. Seperti yang dilakukan oleh Kanada.

Namun aturan pembatasan COVID-19 di Kanada itu justru menuai protes dari masyarakat. Hal ini lantas membuat Wali Kota Ottawa mengumumkan keadaan darurat atas pembatasan COVID-19 pada Minggu (6/2).

Di sisi lain, mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kanada mengatakan bahwa kelompok-kelompok di AS harus berhenti mencampuri urusan dalam negeri tetangga Amerika itu ketika pengunjuk rasa menentang pembatasan COVID-19 yang dinilai terus melumpuhkan Ottawa selaku pusat kota dan Ibu Kota Kanada.

Melansir AP News, Wali Kota Ottawa, Jim Watson mengatakan bahwa deklarasi tersebut menyoroti perlunya dukungan dari yuridiksi dan tingkat pemerintahan lain. Hal ini lantas memberi kota beberapa kekuatan tambahan seputar pengadaan dan bagaimana memberikan layanan, yang dapat membantu membeli peralatan yang dibutuhkan oleh pekerja garis depan dan responden pertama.


Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa turun kembali di Ottawa pada akhir pekan, bergabung dengan ratusan yang bertahan sejak akhir pekan lalu. Penduduk Ottawa dinilai sangat marah dengan membunyikan klakson tanpa henti dalam aksi unjuk rasa pembatasan COVID-19 itu.

Unjuk rasa tersebut lantas membuat lalu lintas jadi terganggu. Selain itu, aksi tersebut juga dikhawatirkan memicu terjadinya tindakan pelecehan dan tidak ada akhir yang terlihat setelah kepala polisi menyebutnya sebagai "pengepungan" yang tidak dapat ditangani.

Di sisi lain, "konvoi truk kebebasan" telah menarik perhatian dukungan dari banyak anggota Partai Republik AS, termasuk mantan Presiden AS Donald Trump, yang menyebut Perdana Menteri Justin Trudeau sebagai "orang gila paling kiri" yang telah "menghancurkan Kanada dengan mandat COVID-19 yang gila".

"Hubungan Kanada dengan AS dulu terutama tentang menyelesaikan masalah teknis. Hari ini Kanada sayangnya mengalami politisi AS radikal yang melibatkan diri dalam masalah domestik Kanada," tutur Bruce Heyman selaku mantan Dubes AS di bawah kepemimpinan Presiden AS Barack Obama dalam keterangannya, dilihat pada Senin (7/2). "Trump dan para pengikutnya adalah ancaman tidak hanya bagi AS, tetapi juga bagi semua negara demokrasi."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait