Banjir di Serang Telan 2 Korban Jiwa, Bendungan yang Baru Diresmikan Tahun Lalu Disebut Jadi Pemicu
Twitter/denypapamaya
Nasional

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mencatat dua korban meninggal dunia akibat banjir tersebut per Rabu (2/3) pukul 01.45 WIB. Selain itu, dua orang lainnya juga dinyatakan masih hilang.

WowKeren - Hujan deras sejak Senin (28/2) malam membuat Kota Serang, Banten, dilanda banjir. Air banjir merendam sejumlah perumahan hingga menutupi ruas jalan di tengah kota.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang mencatat dua korban meninggal dunia akibat banjir tersebut per Rabu (2/3) pukul 01.45 WIB. Selain itu, dua orang lainnya juga dinyatakan masih hilang.

"Wilayah yang sampai saat ini masih terendam banjir meliputi Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Serang, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Kota Baru di Kecamatan Serang," ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Kelurahan Kasemen, Kelurahan Terumbu, serta Kelurahan Kasunyatakan di Kecamatan Kasemen juga dilaporkan terendam. Kemudian ada juga Kelurahan Drangong dan Kelurahan Umbul Tengah di Kecamatan Taktakan. Selanjutnya adalah Kelurahan Cipocok Jaya, Kelurahan Banjar Agung, Kelurahan Panancangan, Kelurahan Banjar Sari, dan Kelurahan Tembong di Kecamatan Cipocok Jaya.

Sementara itu, Wali Kota Serang Syafrudin mengungkapkan bahwa Bendungan Sindang Heula di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, kemungkinan jebol hingga memicu banjir di Kota Serang. Padahal, bendungan tersebut barus diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Maret 2021 lalu dan dinilai dapat mereduksi banjir saat intensitas hujan tinggi.

"Waduk Sindang Heula sudah tidak bisa menampung debit air, ada kemungkinan jebol," ungkap Syafrudin pada Selasa (1/3) kemarin. "Sebab tidak pernah terjadi banjir Kota Serang seperti ini (parah)."


Selain itu, sedimentasi Kali Cibanten juga disebut Syafruddin sebagai salah satu biang kerok banjir di wilayahnya. Kali Cibanten diketahui melintasi Kota Serang.

"Banjir juga karena ada luapan air dari kali Cibanten. Ini akibat pendangkalan, sedimentasi," ujarnya.

Syafrudin menilai banjir di Kota Serang kali ini merupakan yang terparah. Mengingat ketinggian air ada yang mencapai 5 meter.

"Belum pernah banjir seperti kali ini, ternyata tahun ini di awal bulan ini terjadi banjir yang tidak biasanya. (Biasanya banjir) paling 50-60 cm, sekarang malah ada yang sampai 5 meter," paparnya.

Di sisi lain, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3), I Ketut Jayada, telah memastikan bahwa Bendungan Sindang Heula tidak jebol. Menurutnya, banjir terjadi karena Bendungan Sindang Heula tidak dapat menampung air lebih dari hilir.

"Kapasitas tampungan bendungan kami (Sindang Heula) itu 9 juta kubik. Kemudian dari hasil perhitungan kami, debit yang diterima (kemarin) itu sekitar 11 juta. Jadi, ada kelebihan yang harus mengalir ke laut," jelasnya.

Kelebihan kapasitas itu membuat air mengalir ke Kali Cibanten yang hilirnya berada di Kasemen, Kota Serang. Namun limpahan air tersebut tak dapat ditampung Kali Cibanten karena ada penyempitan yang disebabkan oleh berdirinya bangunan di badan kali. Sehingga air kemudian meluap ke permukiman warga.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru