'Wajah' Pandemi COVID-19 Kembali Muncul di Tiongkok: Nakes Ber-APD Hingga Panic Buying
Dunia

Sebanyak 13 kota di negara itu memberlakukan kebijakan lockdown secara menyeluruh dan beberapa kota melakukan lockdown sebagian seiring dengan kian melonjaknya kasus corona.

WowKeren - Hampir 30 juta orang berada di bahwa kebijakan lockdown yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok pada Selasa (15/3). Kasus corona melonjak hingga mendorong kembalinya tes massal dan pejabat kesehatan yang mengenakan pakaian hazmat turun ke jalan-jalan kota dalam skala yang tidak terlihat sejak awal pandemi.

Strategi Zero-Covid Tiongkok yang berfokus pada penguncian lokal yang ketat telah membuat negara itu hampir terputus dari dunia luar selama dua tahun. Namun, strategi itu kini tampaknya tengah diuji ketika varian omicron yang sangat mudah menular menyebar.

Sebanyak 13 kota di negara itu memberlakukan kebijakan lockdown secara menyeluruh dan beberapa kota melakukan lockdown sebagian. Provinsi Jilin di timur laut adalah yang paling parah dengan lebih dari 3.000 kasus baru pada hari Selasa, menurut Komisi Kesehatan Nasional.

Di Shanghai, seorang pejalan kaki dikerumuni oleh tenaga kesehatan berpakaian hazmat. Garis polisi juga mengelilingi blok perumahan, dan panic buying terjadi di Shenzhen.


Tiongkok tengah menghadapi wabah COVID-19 terburuk sejak gelombang pertama pandemi. Situasi lingkungan tertutup, panic buying dan penjagaan polisi membuat Tiongkok seolah-olah kembali ke fase awal pandemi, yang pertama kali muncul pada akhir 2019.

AFP melaporkan bahwa tepi laut Shanghai yang biasanya terkenal ramai akan turis maupun penduduk lokal, kini menjadi sunyi senyap. Hanya ada segelintir pejalan kaki bermasker yang memotret cakrawala saat para pekerja diharuskan tinggal di rumah, siswa beralih ke kelas online, dan makan di restoran dilarang di beberapa distrik.

"Kami diberi tahu tadi malam untuk menangguhkan (layanan makan di tempat) dan kami akan mematuhinya," kata salah satu pemilik restoran di kota itu. "Jika tidak kami harus tutup jika mereka mengetahuinya."

Kontrol COVID-19 yang keras di Tiongkok umumnya mendapat dukungan dari warga. Namun frekuensi pembatasan COVID-19 dianggap mulai membebani. Strategi yang ketat memicu perdebatan terutama dalam menghadapi varian omicron yang sangat menular namun tidak terlalu parah.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait