Kisah 'Perlawanan' Warga Shanghai yang Sudah Lelah Di-Lockdown Selama Lebih Dari 7 Minggu
Dunia

Sejumlah kelompok warga di Shanghai, Tiongkok, melakukan 'perlawanan' dan memprotes aturan pembatasan lockdown yang melarang mereka untuk pergi keluar rumah.

WowKeren - Penduduk kompleks kelas atas di Shanghai, Tiongkok, sempat turun ke jalan untuk mengecam pembatasan lockdown yang diberlakukan oleh komunitas mereka. Keesokan paginya, mereka dibebaskan untuk keluar rumah.

Hal ini lantas menyebar cepat di grup obrolan di seluruh Shanghai pekan ini. Kelompok-kelompok penduduk lainnya pun menuntut hal yang sama terhadap manajemen di kompleks mereka. Beberapa di antaranya berhasil mendapat pembebasan sebagian.

Beberapa kejadian ini mencerminkan rasa frustasi yang menumpuk usai warga Shanghai menerapkan lockdown selama lebih dari tujuh minggu. Komite lingkungan Tiongkok dan komite perumahan di bawah mereka telah menjadi sasaran pengaduan, terutama setelah beberapa wilayah di Shanghai dan kota-kota lain menolak untuk mengizinkan penduduk keluar bahkan setelah pembatasan resmi dilonggarkan.

Sementara itu, "zona pencegahan" di Shanghai merupakan kategori dengan pembatasan paling longgar dan kini menaungi lebih dari 21 juta penduduk. Secara teori, warga di zona pencegahan bebas untuk pergi keluar. Namun kenyataannya, keputusan tersebut ada di tangan komite perumahan mereka.

Sejumlah warga diizinkan keluar namun hanya untuk beberapa jam dengan izin khusus. Izin tersebut hanya berlaku untuk satu hari atau hari-hari tertentu dalam seminggu.


Beberapa tempat bahkan hanya mengizinkan satu orang per rumah tangga untuk pergi keluar. Sedangkan anggota keluarga yang lain dilarang keluar rumah sama sekali.

"Kami telah diberi setidaknya tiga tanggal berbeda kapan kita akan dibuka kembali, dan tidak ada satupun yang nyata," ungkap Weronika Truszczynska, seorang mahasiswa pascasarjana dari Polandia yang memposting vlog tentang pengalamannya. "Komite perumahan memberitahu kami bahwa Anda bisa menunggu seminggu, kami akan dibuka kembali mungkin pada 1 Juni. Tidak ada yang percaya."

Di kompleks tempat tinggal Truszczynska, lebih dari selusin penghuni sempat melakukan protes kepada manajer mereka pada Selasa (24/5). Warga menuntut agar mereka diizinkan pergi tanpa batasan waktu atau batasan jumlah per rumah tangga.

Karena tuntutan tersebut tak dipenuhi, beberapa warga kembali melakukan protes di hari kedua. Pada Kamis (26/5) sore, perwakilan masyarakat akhirnya mengetuk pintu setiap penghuni dengan kebijakan baru: mereka bebas untuk pergi jika telah menulis nama dan nomor apartemen mereka di daftar yang disediakan dan suhu tubuh tidak melebihi batas yang ditentukan.

"Kami mendapat kemungkinan untuk keluar hanya karena kami cukup berani untuk memprotes," ujar Truszczynska.

Di sisi lain, orang-orang yang dibawa ke fasilitas karantina dan pekerja yang diharuskan tidur di tempat kerja mereka karena pembatasan lockdown juga ikut melakukan perlawanan. Di media sosial, beredar sebuah video yang disebut menunjukkan karyawan pabrik yang dioperasikan oleh Quanta Computer Inc. Taiwan tampak mencoba memaksa keluar dari fasilitas tersebut pada awal Mei.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait