Viola Davis Bicara Soal Transformasi Jadi Pemimpin Tentara Wanita di Trailer 'The Woman King'
imdb
Film

Viola Davis dalam sebuah wawancara baru-baru ini telah bercerita mengenai karakter yang diperankannya di 'The Woman King', yang jauh dari dirinya di kehidupan nyata.

WowKeren - Trailer perdana "The Woman King" telah menampilkan Viola Davis yang bertransformasi menjadi seorang pemimpin untuk para tentara wanita Afrika. Film ini menceritakan kisah Nanisca yang diperankan oleh Davis, jenderal unit militer wanita, dan Nawi (Thuso Mbedu), seorang rekrutan ambisius.

Bersama-sama, mereka melawan musuh yang melanggar kehormatan mereka, memperbudak orang-orang mereka, dan mengancam akan menghancurkan semua yang mereka jalani. Film ini disutradarai oleh Gina Prince-Bythewood dan dijadwalkan tiba di bioskop pada 16 September.

Davis dalam sebuah wawancara dengan Vanity Fair telah bercerita mengenai karakter yang diperankannya. Baginya, karakter itu jauh dari dirinya di kehidupan nyata.

"Itu adalah keadaan pikiran yang berbeda untuk memanfaatkan semangat itu, keberanian itu. Tentu saja, itu bukan pola pikir yang saya bawa sehari-hari," ungkapnya. "Saya seseorang yang membawa semprotan merica dan sedikit alarm di gantungan kunci saya."


Film ini didasarkan pada kisah nyata tentang Agojie (juga dikenal sebagai Amazon), yang merupakan pasukan pejuang wanita sejati yang membela kerajaan Dahomey Afrika Barat yang perkasa, yang terletak di Benin modern, selama abad ke-17, ke-18, dan ke-19. Mereka juga menjadi inspirasi di balik Dora Milaje di "Black Panther".

Sang sutradara, yang tumbuh sebagai seorang atlet mengatakan jika dirinya memiliki kenormalan untuk berpikir tentang dirinya sendiri, yang mengacu pada perlawanan maupun agresi. Namun, dia kecewa karena tampaknya tak semua wanita seberuntung itu.

"Dan seiring bertambahnya usia, saya terkejut betapa sedikit wanita yang memiliki keuntungan tumbuh seperti itu," katanya. "Jiwa prajurit bawaan yang saya yakini kita semua punya tidak aktif pada banyak wanita karena itu tidak didorong atau dihargai."

Menurut Prince-Bythewood, pendekatannya terhadap film ini adalah bahwa wanita-wanita ini menarik apa adanya dengan diri mereka. "Kami tidak ingin menunjukkan kepada mereka hanya sebagai satu hal, perempuan badass yang membunuh. Mereka juga tertawa dan mencintai dan menangis. Kami ingin menunjukkan kemanusiaan penuh mereka," ungkapnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru