Sutradara Ungkap Bagaimana Horor Religius 'Prey for The Devil' Mendobrak Tradisi
Film

Sesuatu yang belum dilakukan selama ini adalah menampilkan protagonis wanita sebagai pelaku eksorsisme. Pada umumnya karakter wanita digambarkan sebagai korban kerasukan setan.

WowKeren - Film horor baru Lionsgate, "Prey for the Devil", telah mengungkap poster hingga trailer lengkapnya baru-baru ini. Menjelang rilisnya Oktober nanti, tepat pada waktunya untuk Halloween, sutradara Daniel Stamm berbicara mengenai filmnya tersebut.

Kepada Bloody Disgusting, dia menawarkan gambaran tentang apa yang membedakan "Prey for the Devil" dari film-film horor lainnya, baik jika ditinjau dari kedalaman maupun nuansa naskahnya.

"Prey for the Devil" bermula dari fenomena kerasukan setan secara tiba-tiba di seluruh dunia, yang memaksa Gereja Katolik untuk membuka kembali sekolah eksorsisme untuk para imam muda. Suster Ann (Jacqueline Byers) maju ke garis depan peperangan rohani di mana dia menghadapi iblis masa lalunya yang mengancam akan kembali untuk jiwanya.


Sesuatu yang belum dilakukan selama ini adalah menampilkan protagonis wanita sebagai pelaku eksorsisme. Pada umumnya karakter wanita digambarkan sebagai korban kerasukan setan. Itu sebagian besar disebabkan oleh persyaratan tradisional yang kukuh bagi seorang pria untuk menjadi seorang imam dan diterima untuk mempelajari Ritus Eksorsisme oleh Gereja Katolik. Stamm bersikeras bahwa Prey of the Devil akan mengubah gagasan ini.

"Saatnya untuk fokus pada korban, yang kerasukan, yang Anda klaim untuk diperjuangkan. Anda harus membuat mereka lebih dari medan perang yang Anda injak," kata sutradara. "Mari berhenti meneriakkan ayat-ayat Alkitab kita dan dengarkan sejenak."

Menurut Stamm, Prey juga mengeksplorasi trauma emosional masa lalu antara Ann dan ibunya. Dalam trailer, Sister Ann mengungkapkan bahwa ibunya berjuang melawan depresi, tetapi Ann curiga bahwa itu adalah sesuatu yang lebih jahat di baliknya.

Sutradara merinci unsur trauma ibu/anak, mengacu pada Suster Ann sebagai korban trauma dan pelecehan masa kecil. "Dia adalah seorang anak yang berpegang teguh pada cintanya kepada ibunya begitu erat, sehingga dia lebih suka menghadapi iblis sendiri daripada menerima gagasan bahwa ibunya tidak mencintainya," lanjut sutradaranya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel