Sambil Tahan Tangis, Park Jin Young Cerita Soal Penyakit Demensia Yang Dialami Sang Ayah
Twitter
Selebriti

Pendiri JYP Entertainment ini juga berbagi tentang kisah memilukan tentang perjuangan ayahnya melawan demensia dimana sudah tidak lagi bisa mengenali putranya.

WowKeren - Park Jin Young baru-baru ini tampil di acara bincang-bincang "You Quiz On The Block" bersama dengan Bang Si Hyuk. Tak hanya bicara soal karier, pendiri JYP Entertainment ini juga berbagi tentang kisah memilukan tentang perjuangan ayahnya melawan demensia dimana sudah tidak lagi bisa mengenali putranya.

Penyanyi dan produser yang kini lebih populer dengan nama J.Y. Park ini mengawali dengan bercerita tentang perjuangan ayahnya melawan demensia stadium lanjut. "Situasi ini telah membuatku merenungkan banyak aspek kehidupan," kata J.Y. Park menekankan ikatan dekat dan unik yang dimiliki dengan ayahnya.

Kemudian menggambarkan hubungannya dengan sang ayah, J.Y. Park melanjutkan, "Sepanjang hidupku, bahkan saat tampil di depan umum, aku selalu memanggilnya 'Ayah'. Kami memiliki ikatan yang mirip dengan sahabat. Aku tidak pernah mengalami fase memberontak. Sejak aku masih kecil, hubunganku dengan ibuku seperti saudara kandung (mirip dengan saudara perempuanku), sedangkan ayahku selalu menjadi temanku."


J.Y. Park lalu mengingat contoh perilaku ayahnya yang tidak menentu karena penyakitnya hingga emosi menguasai dirinya dan membuat matanya berkaca-kaca. Penyanyi 51 tahun ini teringat saat ayahnya sudah selesai makan tetapi kemudian keluar ke ruang tamu dan berkata, "Kita harus makan".

"Aku benar-benar tersadar untuk pertama kalinya. Aku bukan orang yang menitikkan air mata, namun dalam perjalanan dari Ilsan ke rumah kami di Guri, air mata mengalir di dalam mobil. Setelah itu, kondisinya terus memburuk. Kini, ia tidak dapat mengenaliku, dan ia bahkan tidak dapat mengenali cucu perempuannya sendiri. Namun demikian, bagian yang menggembirakan adalah kami melakukan banyak percakapan penting pada tahap awal," serunya.

J.Y. Park melanjutkan dengan berbagi cerita yang mengharukan, dengan mengatakan, "Suatu hari, ketika dia telah mencapai tahap pertengahan demensia, dan tidak ada orang lain di kamar rumah sakit, aku berkata kepadanya, 'Aku benar-benar menjadi baik berkatmu ayah'. Terkadang, kewarasannya kembali sebentar. Dia menjawab dengan normal, berkata, 'Kau melakukannya dengan baik karena kamu berbakat'. Itu adalah respons normal terakhir yang dia berikan, namun dia menambahkan 'Aku tidak melakukan apa pun'."

(wk/aiss)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait