Raden Haji Oma Irama atau yang lebih dikenal sebagai Rhoma Irama lahir di Tasikmalaya pada 11 Desember 1946. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Raden Burdah Anggawirjaya dan Tuty Djuariah.
Bakat musik Rhoma sudah terlihat sejak kecil. Ia sering mendengarkan lagu Timur Tengah dan sudah bisa membawakan lagu Barat dan India saat baru duduk di bangku kelas 2 SD. Selain itu, Rhoma juga tidak pernah takut untuk maju ke depan dan menunjukkan bakat di hadapan teman-temannya.
Rhoma kemudian memulai karier musiknya dengan membentuk band Gayhand pada 1963. Setelah itu, ia bergabung dengan Orkes Melayu (OM) Candra Leka, El Sitara, hingga Purnama. Lewat OM Purnama, Rhoma berduet dengan Elvy Sukaesih dalam album "Pasar Minggu".
Selain dunia musik, Rhoma juga eksis sebagai bintang film. Ia pertama kali menjadi pemeran pembantu di film "Madju Tak Gentar" dan "Langkah-Langkah di Persimpangan" pada 1965. Setelah itu, ia menjadi penulis sekaligus pemeran utama di berbagai judul film. Di antaranya "Begadang", "Raja Dangdut", "Melodi Cinta Rhoma Irama", hingga "Satria Bergitar".
Kembali ke dunia musik, Rhoma mendirikan Soneta Group pada 1970. Lewat grup tersebut, Rhoma memadukan musik pop, rock, melayu, dan dangdut. Soneta Group juga mengusung semboyang Voice of Moslem sejak 1973. Album pertama Soneta Group yang berjudul "Soneta Volume 1 – Begadang" dirilis pada 1973.
Elvy yang selama ini menjadi penyanyi pendamping Rhoma lantas hengkang dari Soneta Group pada 1975 dan digantikan oleh Rita Sugiarto. Selain itu, tiga anggota lain juga mendadak hengkang dari Soneta Group. Meski mengalami pergantian anggota, Soneta Group tetap eksis dan populer di dunia musik Indonesia.
Pada 1984, Rhoma dan Soneta Group mendirikan perusahaan rekaman bernama Soneta Records. Sempat rehat panjang selama enam tahun, Rhoma dan Soneta kemudian kembali dengan sejumlah album hits. Di antaranya ‘Soneta Volume 14 – Judi’ hingga ‘Soneta Volume 15 - Gali Lobang Tutup Lobang’.
Mereka terus melebarkan sayap dan bahkan kerap tampil di luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, hingga Brunei Darussalam. Rhoma dan Soneta bahkan sempat ditawari untuk tur bersama grup legendaris The Rolling Stones di tahun 80-an. Kala itu, manajer Rolling Stones mendatangi langsung Sang Raja Dangdut sembari membawa proposal.
"Dia (manajer Rolling Stones) bilang 'Kita mau mengadakan Giant Road Tour antara Soneta sama Rolling Stones, Rhoma-Mick Jagger'. Tahunnya saya lupa antara tahun 82 atau 83-an," beber Rhoma di program "Tonight Show".
Rhoma awalnya sudah menyambut baik tawaran tersebut. Hanya saja hal itu tak terealisasi karena adanya persoalan izin dari pemerintah Indonesia kala itu. "Cuma prosesnya harus G to G, goverment to government. Saat itu saya sedang di-lockdown. Jadi akhirnya itu tidak terjadi dan batal," ungkapnya.
Diketahui, musik Soneta sempat dicekal pemerintah Orde Baru (Orba) pada 1977 hingga 1988. Hal itu terjadi setelah Rhoma menolak bergabung dengan Partai Golkar pada 1977. Rhoma kala itu tetap setia menjadi juru kampanye bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kehadiran Rhoma sebagai jurkam memang efektif mendulang suara bagi PPP.
Usai dicekal selama 11 tahun, Rhoma akhirnya tampil kembali di TVRI dalam acara "Kamera Ria". Di acara itu, Rhoma membawakan lagu "Judi" untuk pertama kalinya. Ia pun berhasil kembali ke atas panggung untuk bermusik dan berdakwah.
Pengalaman dicekal selama lebih dari satu dekade itu ternyata tidak membuat Rhoma gentar masuk ke dunia politik. Rhoma terpilih sebagai anggota MPR mewakili golongan seniman artis dari 1992 hingga 1997. Setelah itu, ia sempat maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) Partai Golkar di Pemilu 1997. Namun keterlibatannya di dunia politik mulai redup usai pemerintah Orba digulingkan gerakan reformasi pada 1998.
Lama tak terlibat politik, Rhoma kembali bergabung dengan PPP pada 2008. Rhoma kemudian menyatakan siap maju sebagai calon Presiden (Capres) di Pemilu 2014. Namun elite PPP kala itu memberikan respons dingin karena partai belum membicarakan sosok Capres yang akan diusung.
Melihat hal tersebut, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) langsung menggadang-gadang Rhoma sebagai Capres-nya. Rhoma pun sukses menggaet massa dan membuat perolehan suara PKB naik dibanding Pemilu 2009. Meski demikian, PKB akhirnya memutuskan untuk mengusung paslon Joko Widodo-Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Rhoma yang kecewa lantas mengalihkan dukungannya pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menjelang Pemilu 2024, Rhoma kembali didekati oleh sejumlah partai politik. Pada 2022, Rhoma diklaim kembali ke Golkar. Namun tak lama, giliran PPP yang mengklaim Rhoma masih mencintai mereka. Menurut Muhammad Mardiono, jiwa dan hati Rhoma tetap bersama PPP.
Dari sisi kehidupan pribadi, Rhoma sudah beberapa kali membina rumah tangga. Istri pertama Rhoma adalah wanita bernama Titiek yang berasal dari kalangan non-selebriti. Sayangnya, pernikahan mereka hanya bertahan selama sembilan bulan dan berakhir tanpa dikaruniai anak.
Setelah itu, Rhoma menikahi pemain keyboard bernama Veronica Agustina. Dari pernikahannya dengan Veronica, Rhoma dikaruniai tiga orang anak. Sayangnya, mereka memutuskan bercerai pada 1985. Setahun sebelum berpisah dari Veronica, Rhoma dikabarkan sudah diam-diam menikahi Ricca Rachim. Meski tidak dikaruniai anak, Ricca tetap setia mendampingi Rhoma hingga kini.
Rhoma juga diketahui sempat mempersunting Marwah Ali. Meski pernikahan mereka baru diketahui publik pada 1991, putra mereka yang bernama Ridho Rhoma sudah lahir pada 1989. Rhoma juga dikaruniai seorang putri bernama Nazila dari pernikahannya dengan Marwah.
Pada 2002, Rhoma kembali disorot karena pernikahannya dengan Ayu Soraya. Meski demikian, keduanya diisukan sudah menikah siri sejak 1996 dan dikaruniai seorang anak bernama Noval. Selain itu, Rhoma juga dikabarkan sempat menikah siri dengan Gita Andini Saputri pada 1999 dan dikaruniai seorang putra bernama Adam.
Setelah itu, Rhoma juga dikabarkan menikah siri dengan Angel Lelga pada 2003. Meski kini sudah berpisah, Rhoma dan Angel disebut masih menjalin komunikasi dengan baik.
Puluhan tahun berkarier di dunia hiburan Tanah Air, Rhoma tak lepas dari yang namanya konflik dan kontroversi. Pada 2003, Rhoma sempat menghebohkan publik karena blak-blakan mengkritik penyanyi dangdut Inul Daratista. Menurut Rhoma, goyang ngebor yang dipopulerkan Inul telah merusak moral bangsa dan merusak citra dangdut yang selama ini ia bangun. Rhoma bersama Paguyuban Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) bahkan sempat mengimbau stasiun televisi untuk memboikot Inul.
Inul kemudian mencoba bertemu langsung dengan Rhoma. Dalam pertemuan tersebut, Rhoma menceramahi Inul habis-habisan. Inul keluar bersama Rhoma dengan mata bengkak seperti habis menangis. Di hadapan para awak media, Inul juga mencium tangan Rhoma sebagai wujud perdamaian.
Selain konflik dengan Inul, Rhoma juga sempat digerebek dan tertangkap basah berduaan dengan Angel Lelga di apartemen pada 2003. Penggerebekan tersebut turut ditayangkan oleh media infotainment. Dari situ, isu kedekatan dan pernikahan siri Rhoma dengan Angel Lelga mencuat.
Tak hanya itu, Rhoma juga sempat menuai kontroversi di dunia politik. Di masa Pilgub DKI Jakarta 2012, Rhoma sempat berceramah di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, dan mengajak jemaah untuk memilih pemimpin yang seagama.
Pernyataan Rhoma itu dinilai sebagai pelanggaran berbau SARA di masa Pilgub DKI 2012. Kala itu, pasangan Jokowi-Ahok merasa diserang karena Ahok beragama non-muslim. Namun Rhoma sendiri tidak merasa bersalah karena mengaku memiliki kewajiban sebagai dai untuk menyampaikan ceramah tersebut. Ia juga membantah telah berkampanye untuk kubu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Baru-baru ini, Rhoma juga sempat viral usai diduga kena tegur kru Deep Purple. Peristiwa itu terjadi ketika Rhoma dan Soneta tampil di konser Deep Purple di Edutorium UMS Solo, Jawa Tengah, pada 10 Maret 2023 lalu. Saat membawakan lagu pembuka, Rhoma dan Soneta menyelipkan melodi yang mirip dengan intro lagu "Smoke on the Water" milik Deep Purple. Seorang pria diduga kru Deep Purple tiba-tiba naik ke atas panggung dan bak melarang Rhoma membawakan melodi tersebut. Setelah itu, Rhoma dan Soneta langsung berubah membawakan lagu lain.
Terkait kejadian viral itu, Rhoma mengaku ada miskomunikasi. "Sebelumnya (sudah) oke, sebelum pentas oke. Saya sudah konfirmasi dan enggak mau ada apa-apa. Tiba-tiba, accident-lah," tutur Rhoma.
Hal senada juga disampaikan oleh pihak promotor. "Dipikirnya mereka (Deep Purple), dibawakan full. Tapi ternyata hanya 5-10 second yang dibawakan Soneta. Hanya ice breaking saja kalau itu. Setelah dijelaskan mereka ooo oke (mengerti)," terang Founder Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi.
Terlepas dari sejumlah konflik dan kontroversinya, Rhoma kerap dipuji karena jiwa sosialnya yang tinggi. Rhoma berhasil menghasilkan donasi senilai ratusan juta dalam acara "Musik Amal Dari Rumah" yang digelar Kompas TV. Donasi tersebut digunakan untuk membantu pihak-pihak yang terdampak pandemi COVID-19.
Kini, Rhoma masih aktif tampil di atas panggung meski sudah memasuki usia 70-an. Ia juga terus dikenal sebagai Raja Dangdut legendaris yang berkontribusi banyak bagi industri musik Indonesia.
Diskografi
Mini Album
Studio Album
Single
Soundtrack
Filmografi
Film
Sinetron
Penghargaan
Anugerah Musik Indonesia
Festival Film Bandung
Festival Film Indonesia
Indonesian Dangdut Awards
Indonesian Movie Actors Awards
Trivia