Sebanyak 52 warga Ponorogo termakan isu 'Kiamat Sudah Dekat', mereka dikabarkan menjual aset berharga untuk pergi mondok ke Malang.
- Silmi Amalia Fidareni
- Kamis, 14 Maret 2019 - 17:07 WIB
WowKeren - Isu mengenai "kiamat sudah dekat" membuat puluhan warga Ponorogo memutuskan untuk "mengungsi" ke Malang. Dikabarkan sebanyak 52 warga berbondong-bondong pergi ke sebuah pondok pesantren di Malang usai mendapatkan doktrin "kiamat sudah dekat" ini.
Menanggapi hebohnya kabar kiamat sudah dekat ini, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadin angkat bicara. Muhammad Romli menjelaskan jika isu kiamat yang dipercayai warga Ponorogo tersebut hanya hoaks semata.
Romli menegaskan jika pondoknya tak pernah menyebarkan fatwa mengenai kiamat yang terjadi usai Ramadhan tahun ini. Pengasuh pondok yang berada di Desa Sukosari Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang tersebut tak menampik memberikan ceramah mengenai tanda-tanda kiamat, namun ia tak menyebut jika kiamat akan segera terjadi.
"Di pondok kami menyampaikan 10 tanda kiamat dan itu ada dalam hadits dan Al-qur'an," terang Romli di Polres Kota Batu, pada Rabu (13/3) kemarin. "Ada yang mengatakan bahwa saya menyebar fatwa kiamat, itu tidak benar, itu hoax. Ada yang memanfaatkan tentang kajian ini."
Selain mengungsi ke Malang, beberapa warga Ponorogo ini juga dilaporkan menjual aset-aset berharganya. Mengenai hal ini, Romli menegaskan jika pondoknya tak pernah meminta persyaratan untuk menjual aset berharga. Ia menganggap warga yang menjual asetnya bisa jadi untuk amal.
"Di pondok kami ini jika ada yang ingin mengungsi ke sini, belajar di sini, harus sedia makanan sendiri selama satu tahun," lanjut Romli. "Nah, ini yang salah diasumsikan oleh masyarakat. Dalam kajian kami kami tidak menyuruh mereka menjual aset, tanah."
Tanggapan mengenai kejadian ini sudah diberikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah menuturkan bahwa hingga kini memang masih ada kerentanan di masyarakat saat mendapat informasi dari orang baru. Menurut Khofifah, 52 warga yang mengungsi ke Malang tersebut harusnya melakukan klarifikasi dan tabayyun terlebih dahulu.
(wk/silm)