Petugas KPPS Surabaya Meninggal Usai Kerja 27 Jam, Keluarga Harap Pemerintah Kaji Ulang Pemilu
Nasional

Jumlah korban meninggal akibat kelelahan bekerja untuk Pemilu 2019 masih terus bertambah. Hingga kini, total sudah ada tiga orang petugas KPPS di Surabaya yang dilaporkan meninggal dunia.

WowKeren - Jumlah petugas Pemilu yang dilaporkan meninggal kian bertambah. Sunaryo, pria berusia 57 tahun asal Surabaya dilaporkan meninggal dunia usai bertugas di TPS 13 Kapas Madya Barat, Tambaksari. Sang anak, Hanif Arifinanda, menuturkan bahwa ayahnya telah bekerja selama 27 jam.

"Ayah dari pukul 07.00 sampai pukul 10.00 WIB besoknya bertugas di TPS," kata Hanif dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (25/4)."Beliau mengantarkan logistik ke kelurahan, setelah itu istirahat satu jam setengah dan berangkat lagi untuk ngajar."

Sunaryo yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pengajar di SD Negeri Ploso 5, dikatakan Hanif, sempat mengalami muntah-muntah. "Istirahat satu jam setengah. Ayah kemudian berangkat ngajar sampai pukul 17.00 WIB, sepulangnya beliau mengeluh pusing dan muntah-muntah," tutur Hanif.

Ia pun sempat membawa ayahnya ke rumah sakit. Karena hasil diagnosa dokter menyebutkan bahwa Sunaryo hanya mengalami kelelahan biasa, ia pun akhirnya membawa ayahnya pulang. Namun, kondisi Sunaryo tak kunjung membaik hingga keesokan harinya harus dilarikan ke ICU di salah satu RS di Surabaya.


Meski demikian, Hanif tak ingin menyalahkan siapapun atas kepergian ayahnya. Ia berharap agar pemerintah mau mengkaji ulang sistem Pemilu serentak kali ini. Memang pelaksanaan Pemilu serentak bisa memangkas anggaran, namun apa artinya jika nyawa petugas menjadi taruhannya karena beban kerja yang sangat berat.

"Saya berharap supaya dipertimbangkan lagi," ujar Hanif. "Karena ini mungkin efisien dari biaya, tapi tidak manusiawi untuk petugasnya."

Selain Sunaryo, ada dua orang petugas KPPS yang dilaporkan meninggal. "Benar, pagi ini ada petugas KPPS Surabaya yang meninggal lagi setelah Rabu (24/4) malam kemarin dilaporkan dua petugas juga meninggal," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Perlindungan Masyarakat (Linmas) Surabaya Eddy Christijanto dilansir dari Detik, Kamis (25/4).

Salah satu korban merupakan petugas KPPS di TPS 019 Pacarkeling. Berdasarkan informasi yang ia terima, korban yang bernama Tomi tersebut sempat mengalami sesak napas hingga harus dilarikan ke rumah sakit. "Informasinya tadi saya dapat dari pak camat. Setelah menjaga TPS sesak napas dan kemudian sempat dirawat di rumah sakit. Kemudian pagi ini meninggal," jelas Eddy.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru