BEM Trisakti Kritik Pemerintah Dan Polisi Terkait Kekerasan Dalam Kawal Demo Mahasiswa
Nasional

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti telah melayangkan kritik kepada Pemerintah Indonesia dan Polisi terkait kekerasan yang dialami beberapa mahasiswa.

WowKeren - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti telah melayangkan kritik kepada Pemerintah Indonesia dan polisi terkait kekerasan yang dialami beberapa mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa. BEM Universitas Trisakti menyayangkan sejumlah tindakan represif dari tim aparat keamanan selama mengawal dan menjaga aksi demonstrasi.

Sebelumnya gelombang aksi demonstrasi besar-besaran terus terjadi di sejumlah wilayah Indonesia sebagai penolakan mahasiswa terhadap sejumlah RUU kontroversial seperti RUU KPK dan RUU KUHP. Beberapa demo yang telah terjadi ini bahkan berakhir dengan kericuhan.

Tercatat, demo yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia seperti Makassar, Jakarta, Bandung, Kendari telah berakhir dengan kericuhan sehingga menyebabkan banyak korban luka-luka bahkan hingga meninggal dunia. Kericuhan ini terjadi akibat bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa yang tidak terhindarkan.

Perwakilan BEM Universitas Trisakti Edmund Seko lantas melayangkan kritik terhadap Pemerintah Indonesia dan pihak kepolisian yang dinilai mengamankan situasi demonstrasi dengan tindakan represif. Hal ini berkaca pada sejumlah laporan yang telah menyebutkan adanya mahasiswa yang tewas dan terluka-luka. Laporan ini juga dikuatkan oleh beberapa bukti dimana saat ini telah banyak tersebar aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan kepada para pendemo di media sosial.


Edmund lantas mengkritik pernyataan Jokowi yang mengapresiasi aksi mahasiswa namun hal ini tidak sejalan dengan kenyataan dari penindakan polisi di lapangan. Edmund lantas menyoroti kebebasan berpendapat di Indonesia yang mulai tak sejalan dengan kenyataannya setelah sejumlah mahasiswa yang ditangkap dan ditahan oleh tim aparat keamanan.

"Menurut kami ini ada inkonsistensi antara yang diucapkan presiden dengan yang dilakukan kepolisian," kata Edmund saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Jumat (27/9). "Jokowi mengapresiasi saat mahasiswa berdemonstrasi, tapi ketika mahasiswa balik, malah di-sweeping. Di satu sisi dibilang dibolehkan bahkan diapresiasi, tapi setelah melakukan demonstrasi masak ditahan. Demonstrasi boleh tapi pulang demo malah ditahan."

Edmund juga menyatakan jika pihak BEM Universitas Trisakti sangat menyesalkan tindakan kepolisian yang bertindak tanpa Standar Operasional Prosedur yang jelas saat mengamankan aksi demonstrasi dan justru menggunakan kekerasan. Dirinya juga menyoroti sejumlah pejabat pemerintah yang dinilai bertanggung jawab tidak dapat mengendalikan dan memberikan instruktsi terhadap anggotanya dalam menangani aksi demonstrasi.

"Kepolisian semestinya bertindak sesuai SOP dengan mengedepankan pendekatan dialog, bukan kekerasan," ujar Edmund. "Kami juga sedang membahas khusus tentang Wiranto sebagai Menkopolhukam, Kapolda Sulawesi Tenggara dan lainnya."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait