Soal Mahasiswa Kendari yang Tewas, 6 Polisi Ternyata Bawa Senjata Api Saat Amankan Demo
Nasional

Polisi telah melakukan penyelidikan terkait kasus meninggalnya 2 mahasiswa saat demo rusuh di Kendari. Polisi menetapkan ada 6 orang yang ternyata membawa senjata api saat mengamankan demo yang terjadi Kamis (26/9) lalu.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa di kota Kendari, Sulawesi Tenggara telah memakan korban meninggal. Randy (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19), keduanya adalah mahasiswa Universitas Halu Oleo yang meninggal setelah demo yang digelar di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara itu berujung ricuh.

Terkait kasus tersebut, polisi pun melakukan penyelidikan dengan mengamankan 13 polisi di Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra). Namun, setelah dilakukan investigasi polri telah menetapkan ada 6 anggota polisi yang membawa senjata api saat mengamankan demo yang berujung ricuh tersebut.

Keenam anggota polisi ini pun diperiksa oleh Propam Polri terkait tewasnya mahasiswa karena tertembak. "Kami tetapkan enam anggota jadi terperiksa karena saat unras membawa senjata api," ujar Kepala Biro Provost Divisi Propam Mabes Polri, Brigjen Hendro Pandowo, Kamis (3/10).

Keenam polisi itu berinisial DK, GM, MI, MA, H dan E. Diketahui jika polisi-polisi itu membawa senjata laras pendek berjenis SNW dan HS.


Terkait hal tersebut, tim investigasi masih akan memeriksa keenam polisi dari Polda Sultra dan Polres Kendari lebih lanjut. "Ini kita dalami kenapa senjata itu dibawa saat pengamanan unras, padahal sudah disampaikan kapolri untuk tidak bawa senjata," katanya.

Hingga kini tim Mabes Polri telah menelusuri siapa pelaku penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara itu. Bahkan tim telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan senjata saat pengamanan demo mahasiswa.

Saat dilakukan olah TKP di Jalan Abdullah Silondae, Kendari, polisi menemukan tiga buah selongsong peluru di saluran drainase di depan kantor Disnakertrans Sultra, Sabtu (28/9). Randy diketahui tewas tertembak saat demo yang berujung ricuh dengan aparat keamanan sedang terjadi.

Tim gabungan dokter forensik yang melakukan autopsi saat itu memastikan jika Randy tewas karena tembakan senjata api. Ketua Tim Forensik dr Raja Alfatih Widya, yang melakukan autopsi, membenarkan lubang pada dada Randy akibat tembakan. "Tidak ada peluru lagi, tapi itu dipastikan dari senjata api," ujar Raja, Jumat (27/9) lalu.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait