Buntut Iran Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Pemimpin Agung Ayatollah Didesak Mundur
Dunia

Pemerintah Iran akhirnya mengakui pihaknya telah tanpa sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina. Pengakuan ini pun membuat publik Iran meradang dan menggelar demonstrasi besar-besaran.

WowKeren - Iran baru-baru ini mengakui bahwa pihaknya bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat Ukraina di Teheran, Rabu (8/1) pekan lalu. Iran mengaku tak sengaja menembak jatuh pesawat itu hingga menewaskan 176 penumpang di dalamnya.

Pengakuan otoritas Iran itu pun membuat gelombang demonstrasi besar-besaran dilakukan. Demonstran kompak mengaku kecewa dan merasa dibohongi lantaran sebelumnya Iran bersikeras tak bersalah dalam kejadian tersebut.

"Mereka berbohong, mengatakan kalau musuh kita adalah Amerika (Serikat)," ujar seorang demonstran yang berorasi di luar Universitas Teheran, Minggu (12/1) waktu setempat. "Itu bohong! Musuh kita ada di sini!"

Dalam aksinya, demonstran pun meneriakkan slogan anti pemerintah. Kompak mereka meminta pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mundur dari jabatannya.

"Minta maaf dan mundurlah (dari jabatanmu)," demikian kutipan salah satu slogan yang dibawa demonstran. Mereka menuntut otoritas yang bertanggung jawab atas krisis yang terjadi untuk mengundurkan diri.


Bahkan ada pula demonstran yang cukup nekat dan mendesak Ayatollah untuk dihukum mati. "Matilah Diktator!" demikian isi salah satu poster yang dibawa.

Di sisi lain, pemerintah mengambil langkah represif untuk menghentikan demonstrasi yang terjadi. Dikutip dari berbagai sumber, pihak Iran membubarkan paksa demonstran yang mayoritas didominasi kalangan mahasiswa Teheran dengan dalih bertindak radikal.

Bahkan sebuah video viral di media sosial menunjukkan polisi menggunakan baton dan gas air mata untuk membubarkan demonstran. Kendati demikian, belum diketahui keaslian video tersebut.

Menanggapi tindakan represif aparat Iran itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya berusaha "cari panggung". Sebab lewat cuitannya, Trump mendesak agar pejabat Iran tak bertindak semena-mena dalam membungkam rakyat, termasuk dengan "membantai" seperti itu.

"Pemerintah Iran harus mengizinkan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk memantau dan melaporkan fakta-fakta dari lapangan mengenai protes yang sedang berlangsung oleh rakyat Iran," ujar Trump melalui akun Twitter-nya. "Tidak akan ada lagi pembantaian demonstran damai atau penghentian internet. Dunia menyaksikan."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait