Heboh 'Radiasi Chernobyl' Teridentifikasi di Tangsel, Diduga Sudah Cemari Sejak Setahun Lalu
Twitter/bapetenRI
Nasional

Bapeten menemukan paparan radiasi zat radioaktif di sebidang tanah di Serpong, Tangerang Selatan. Hingga kini lintas lembaga terus menyelidiki penyebab radiasi tersebut.

WowKeren - Baru-baru ini warga Serpong, Tangerang Selatan dibuat heboh dengan penemuan paparan zat radioaktif di wilayahnya. Lebih tepatnya, paparan limbah Caesium 137 (Cs-137) ditemukan di sebidang tanah tak terpakai di Perumahan Batan Indah.

Temuan itu pun langsung ditindaklanjuti Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (Bapeten) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Kekinian Batan mengklaim tingkat paparan radiasi di wilayah tersebut sudah jauh berkurang, bahkan 20 kali lipat lebih rendah daripada ketika pertama kali dtemukan.

Penyelidikan pun terus dikembangkan, terutama untuk menemukan oknum tak bertanggung jawab yang harus bertanggung jawab atas limbah radioaktif tersebut. Dan di tengah proses penyelidikan tersebut, muncullah dugaan bahwa radiasi nuklir itu sejatinya sudah ada sejak tahun lalu.

Dugaan ini disampaikan oleh Sekretaris Utama Bapeten, Hendrianto Hadi Tjahyono. Menurutnya zat radioaktif Cs-137, yang belakangan terungkap seperti penyebab radiasi nuklir Chernobyl, sudah mencemari tanah di Perumahan Batan Indah sejak setahun sebelumnya.


"Kita sudah memprediksinya. Tapi kalau melihat tanah yang tercemar sepertinya sudah cukup lama. Sebulan, dua bulan sih lewat," ujar Hendrianto, seperti dilansir dari Tribun News, Rabu (19/2). "Kalau sebulan, dua bulan sih lewat, mungkin setahun. Kalau setahun lebih tinggi, kita enggak tahu lagi."

Namun di sisi lain, Bapeten juga memastikan selalu melakukan pemeriksaan paparan radiasi secara rutin setiap tahun. Apalagi perumahan tersebut diketahui hanya berjarak 3 kilometer dari fasilitas nuklir berskala kecil milik Batan.

"Tentu saja melihat radius perumahan Batan Indah yang dalam lingkungan ini, tentu saja ini suatu wilayah dipantau oleh kami," kata Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan. "Kalau waktu secara pasti kita nanti lihat dulu. Tapi kalau saya tidak salah itu 12 bulan sekali."

Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti munculnya radiasi nuklir tersebut, apalagi di wilayah pemukiman padat penduduk. Namun demikian, Batan sudah menegaskan tak ada kebocoran pada reaktornya. Oleh karena itu muncul dugaan ada oknum tak bertanggung jawab yang membuang limbah radioaktif secara sembarangan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait