Rapid Test Massal Digelar, Pemerintah Tegaskan Hanya Untuk yang Terindikasi Corona
Nasional

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menegaskan bahwa rapid test dilakukan bagi orang-orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien positif corona.

WowKeren - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa rapid test massal untuk virus corona (Covid-19) bisa dilakukan mulai Jumat (20/3). Hari ini pemerintah telah mulai untuk melakukan rapid test sebagai upaya untuk memperoleh indikasi awal apakah seseorang positif terinfeksi Covid-19 ataukah tidak," tutur Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan oleh kanal YouTube Sekretariat Negara pada hari ini.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyebutkan bahwa rapid test dilakukan demi menguatkan sistem tracing. Jadi tes ini hanya dilakukan bagi orang-orang yang pernah berkontak langsung dengan pasien positif corona.


"Iya jadi ini penguatan tracing, ini nggak pake omong-omong yang penting langsung diperiksa," kata Yuri, Jumat (20/3). Yuri lantas menjelaskan bahwa mekanismenya tak perlu dilakukan dari rumah ke rumah, tapi pihaknya yang akan mendatangi lokasi yang menjadi hasil tracing pasien positif corona tersebut.

"Kan misalnya ada orang sakit, dirawat di RS Persahabatan, ditanya alamatnya mana, Menteng, kita datangi lah Menteng, ini semua kelaurga yang ada di situ diperiksa semua, terus kerja di mana, oh dia kerja di Kuningan, kantornya mana, datangin kantornya, dilihat siapa yang dekat dengan dia diperiksa semua," paparnya. "Jadi bukan pembagian beras yang harus datang satu-satu, kan ada indikasinya."

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pengadaan rapid test massal ini akan diprioritaskan di daerah rawan persebaran virus sesuai hasil pemetaan, salah satunya adalah wilayah Jakarta Selatan. "Rapid test sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui ada kontak tracking dari pasien-pasien positif sehingga dari situlah didatangi dari rumah ke rumah untuk dites," jelas Jokowi. "Jadi memang ada proiritas dan kita memprioritaskan wilayah yang menurut hasil pemetaan menunjukkan indikasi yang paling rawan. Di Jakarta Selatan."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait