Pakar Ungkap Pentingnya Jauhi Makanan Olahan untuk Hindari Komplikasi COVID-19
Dunia

Ilmuwan menyebut jika hampir tiga perempat dari sekian ribu pasien corona pertama yang menjalani perawatan intensif di Inggris adalah mereka yang menderita kelebihan berat badan.

WowKeren - Sejumlah negara tengah menjalani masa lockdown untuk menekan penyebaran virus corona (COVID-19). Pembatasan yang dilakukan turut mengubah kebiasaan masyarakat dalam berinteraksi maupun beraktivitas.

Sebut saja pemenuhan kebutuhan makanan. Social distancing membuat toko-toko dan restoran menjadi sepi pengunjung. Tak sedikit dari masyarakat yang memilih untuk membeli makanan olahan.

Namun, perlu diketahui jika makanan olahan juga bisa memberikan efek samping bagi pasien penderita virus corona (COVID-19). Sejumlah ahli gizi dan dokter memperingatkan jika makanan olahan yang rendah gizi dapat berkontribusi pada penumpukan lemak di dalam tubuh.

Yang mana, penumpukan ini berpotensi memicu komplikasi serius dan bahkan meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19. Dilansir NewsHub, ilmuwan Eropa menyebut jika hampir tiga perempat dari sekian ribu pasien corona pertama yang menjalani perawatan intensif di Inggris adalah mereka yang kelebihan berat badan.


Sedangkan pasien penderita diabetes tipe 2 dan gejala gangguan metabolisme mungkin memiliki risiko kematian 10 kali lebih tinggi saat mereka terpapar virus corona. Seorang ahli jantung Dr Aseem Malhotra mengungkap hasil penelitiannya.

"Yang mengejutkan adalah," kata dia masih dilansir NewsHub. "Bahwa dengan melihat semua data, tidak dapat disangkal bahwa penyakit metabolik adalah penyebab utama kematian akibat COVID-19."

Ia mengingatkan jika penyakit tekanan darah tinggi maupun yang berhubungan dengan jantung masih berkaitan dengan pola makan pasien. "Pasien yang menderita diabetes tipe 2, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi jauh lebih buruk daripada orang dewasa yang sehat. Namun kurang disebutkan jika justru pola makan yang buruk dan obesitas adalah penyebab ini semua," jelas Malhotra.

Sebelumnya, seorang ahli epidemiologi Prancis Profesor Jean-Francois Delfraissy juga memaparkan hal serupa. "Virus ini mengerikan, dapat menyerang orang muda, khususnya anak muda yang kelebihan berat badan. Mereka yang kelebihan berat badan benar-benar perlu berhati-hati," kata Jean kepada radio setempat seperti dilansir Reuters, Minggu (19/4).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru