Data Kasus Corona di Jepang Diragukan dan Disebut Tak Masuk Akal
AP
Dunia

Banyak yang menyangsikan kemampuan Jepang melawan virus corona karena jumlah populasi manula yang tinggi di Negara Matahari Terbit tersebut, serta kepadatan penduduk di ibu kota Tokyo.

WowKeren - Data kasus virus corona (COVID-19) di Jepang rupanya diragukan oleh sejumlah pihak. Banyak yang menyangsikan kemampuan Jepang melawan virus corona karena jumlah populasi manula yang tinggi di Negara Matahari Terbit tersebut, serta kepadatan penduduk di Tokyo.

Jepang yang berpenduduk 126 juta jiwa memiliki 16,049 jumlah kasus Covid-19 dengan 678 kematian. Angka tersebut jauh di bawah negara-negara yang sebanding sehingga menimbulkan kecurigaan pihak berwenang tidak memberi gambaran lengkap.

Bukan hanya itu saja, ahli virus corona di Jepang, Shigeru Omi, bahkan menyatakan tak mengetahui jumlah kasus virus corona yang sebenarnya. Sementara profesor kebijakan publik Universitas Hokkaido, Kazuto Suzuki, mengatakan Jepang hanya melakukan tes kepada orang dengan gejala dan hasilnya rasio kasus positif mencapai 7,5 persen.

"Tes, tes, tes bukan strategi Jepang. Pengujian sudah cukup. Jika ada jumlah kasus yang lebih besar lagi, kita perlu melakukan lebih banyak pengujian," ucap Suzuki.


Sedangkan Asisten Direktur Rumah Sakit Universitas Kedokteran Tokyo, Ryuji Koike, mengatakan kondisi tingkat infeksi dan kematian yang rendah tidak berarti Jepang dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Saya tidak berpikir (penurunan jumlah infeksi) disebabkan kebijakan pemerintah. Saya pikir sepertinya Jepang baik-baik saja karena hal-hal yang tidak dapat diukur, seperti kebiasaan sehari-hari dan perilaku," kata Koike, dikutip dari CNN.

Ryuji Koike juga mengacu pada kebiasaan warga Jepang seperti menjaga kebersihan dengan tidak bersalaman, mencuci tangan, melepas sepatu, mengenakan masker, serta tingkat obesitas yang rendah dan konsumsi makanan sehat.

Sebagai informasi tambahan, Jepang memang menerapkan beragam kebijakan demi menekan angka penyebaran COVID-19. Selain memperpanjang lockdown dan menyatakan status darurat nasional, pemerintah Jepang juga memberikan tunjangan uang sebesar Rp14 juta untuk warganya selama pandemi berlangsung. Penurunan kasus baru dalam beberapa pekan terakhir disebut bakal mendorong Perdana Menteri Shinzo Abe menyudahi keadaan darurat di sebagian besar wilayah negara tersebut.

Sementara itu, saat ini Jepang telah mencatatkan sebanyak 16,120 kasus COVID-19. Dari jumlah tersebut, 697 pasien dinyatakan meninggal dunia, sedangkan 9,868 lainnya dikonfirmasi telah sembuh. Kini, Jepang memiliki kasus aktif COVID-19 sebanyak 5,555 pasien.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru