Fakta-fakta di Balik Pemecatan Ratusan Tenaga Medis di RSUD Ogan Ilir
Nasional

Sebanyak 109 tenaga kesehatan RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan dipecat karena melakukan mogok kerja. Berikut adalah permasalahan yang sebenarnya terjadi di balik peristiwa ini.

WowKeren - RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dikabarkan memecat 109 tenaga kesehatan baru-baru ini. Diketahui, alasan di balik pemecatan tersebut dikarenakan para tenaga kesehatan menolak menangani pasien virus corona (COVID-19).

Bupati dan manajemen RSUD Ogan Ilir menilai jika tuntutan yang disampaikan para tenaga medis dalam aksi protes tersebut dianggap mengada-ada. Terkait tuntutan yang dimaksudkan adalah ketersediaan alat pelindung diri (APD) minim, ketidakjelasan insentif dari Pemkab, tidak ada rumah singgah bagi tenaga medis yang menangani pasien corona, dan gaji hanya sebesar Rp 750.000 per bulan.

Aksi protes tersebut rupanya membuat DPRD Ogan Ilir turun tangan. Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir Rizal Mustopa mengaku sudah mendesak bupati untuk melakukan evaluasi terhadap manajemen RSUD.

Sebab, tuntutan yang disampaikan para tenaga medis berkaitan dengan kebutuhan dasar dan keselamatan tenaga medis itu sendiri. Seperti kebutuhan APD standar, intensif tambahan, rumah singgah, dan sebagainya.

“Intinya pemenuhan apa yang dituntut oleh tenaga paramedis itu seharusnya sudah menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, sebab masalah itu sudah diajukan, termasuk masalah insentif juga sudah diajukan RSUD Ogan Ilir jauh hari sebelum kejadian ini, pertanyaanya kenapa tenaga kesehatan itu bisa mogok?“ ujar Rizal.


Karena itu, ia meminta Pemkab Ogan Ilir untuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Direktur dan manajemen RSUD.

Sayangnya, tudingan tersebut dibantah oleh RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama. Ia mengatakan jika tuntutan para tenaga medis terkait dengan rumah singgah dan insentif tambahan bagi yang menangani pasien corona sudah disediakan.

Karena itu, tudingan yang disampaikan itu hanya mengada-ada karena ketakutan semata. “Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif COVID-19," paparnya. "Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif COVID-19, itu saja, bukan karena soal lain."

Senada dengan Direktur RSUD, Ilyas menganggap bahwa tudingan terkait dengan para tenaga medis tersebut tidak benar. Sebab APD, rumah singgah, dan juga insentif tambahan dianggap sudah disediakan jauh sebelumnya.

“Insentif sudah ada, minta sediakan rumah singgah, sudah ada 34 kamar ada kasur dan pakai AC semua, bilang APD minim, APD ribuan ada di RSUD Ogan Ilir, silakan cek,” jelas Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam. Meski ratusan tenaga medis dipecat, ia berdalih tidak akan mempengaruhi pelayanan. Sebagai pengganti, pihaknya akan mencari tenaga medis baru.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru