Kepala Polisi Houston, AS meminta Presiden Trump untuk diam dan tak memperkeruh situasi dengan komentar-komentarnya terkait persoalan demonstrasi kematian George Floyd.
- Nidya Putri
- Selasa, 02 Juni 2020 - 15:56 WIB
WowKeren - Kepala Polisi Houston, Amerika Serikat (AS), Art Acevedo meminta Presiden AS Donald Trump lebih baik diam soal demonstrasi terkait kematian George Floyd. Pasalnya, komentar Trump terkait permasalahan ini justru semakin memperkeruh situasi.
"Izinkan saya mengatakan ini kepada Presiden Amerika Serikat, atas nama kepala polisi negara ini: tolong, jika Anda tidak bisa mengatakan sesuatu yang sifatnya konstruktif, tutup mulut saja," kata Art Acevedo, Selasa (2/6).
Art Acevedo melihat bahwa demonstrasi yang berujung rusuh ini menempatkan setiap orang pada resiko yang sama. Ia menilai saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menunjukkan siapa yang lebih dominan.
"Karena Anda menempatkan pria dan wanita ke dalam risiko. Ini bukan soal mendominasi, tetapi bagaimana memenangkan hati dan pikiran (para pendemo)," lanjut pria yang juga ketua Asosiasi Kepala Kepolisian Kota Besar (MCCA) ini. "Kami juga tidak ingin masyarakat bingung membedakan antara kebaikan dan kelemahan."
Ia kemudian mengatakan bahwa yang dibutuhkan sekarang adalah sosok Presiden AS sebagai pemimpin. Karena itu ia meminta agar Trump bersikap layaknya seorang presiden.
"Kami butuh seorang pemimpin pada saat ini, lebih dari sebelumnya. Kami memilih atau tidak memilih, Anda tetap presiden kami dan sekarang waktunya bersikap seperti seorang presiden," kata Acevedo. "Ini bukan Hollywood, ini kehidupan nyata."
Sebelumnya, Trump mendesak para gubernur negara bagian agar mendominasi situasi. Kerusuhan yang diakibatkan oleh para pedemonstrasi George Floyd di AS terus menyebar. Karena itu, para gubernur harus bertindak bukannya diam saja dan membuang waktu
"Anda harus mendominasi, jika Anda tidak mendominasi Anda membuang-buang waktu Anda," ujar Trump. "Mereka akan menabrak Anda, Anda akan terlihat seperti sekelompok orang brengsek. Anda harus mendominasi."
Trump bahkan mengancam akan mengerahkan ribuan tentara dan aparat kepolisian bersenjata lengkap untuk mencegah demo tersebut. Tak hanya itu, ia juga mengancam akan memberikan sanksi berupa hukuman pidana berat. "Saya ingin para demonstran memperhatikan bahwa Anda akan menghadapi hukuman pidana berat dan hukuman panjang di penjara," imbuhnya.
(wk/nidy)