Warga Keluhkan Tagihan Listrik Bulan Mei Mahal, Bos PLN Blak-Blakan Beri Penjelasan
Nasional

Banyak masyarakat mengeluhkan tagihan listrik yang dinilai melonjak di bulan Mei ini. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PLN langsung blak-blakan memberikan penjelasan.

WowKeren - Tagihan listrik di bulan Mei 2020 ini telah menjadi perbincangan luas masyarakat. Banyak warga yang mengeluhkan jika tagihan listrik yang harus dibayarkan di bulan tersebut cukup mahal.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini lantas angkat berbicara mengenai banyaknya protes masyarakat akibat tagihan listrik semakin mahal. Namun, Zulkifli menegaskan jika PLN sama sekali tidak menaikkan tagihan listrik di bulan Mei.

Lebih lanjut Zulkifli buka-bukaan jika kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi mulai 23 Maret 2020 membuat PLN mengubah kebijakan penghitungan daya listrik. Jika biasanya penghitungan daya listrik dilakukan melalui pengukuran langsung, kini diubah ke meter listrik pelanggan.

”Awal Mei pengukuran langsung ke lapangan, terlihat kenaikan cukup besar di beberapa pelanggan Maret, April, dan Mei,” jelas Zulkifli seperti dilansir dari CNBCIndonesia, Rabu, (3/06). “Jadi tagihan pada Mei sudah menggambarkan penggunaan listrik yang sesungguhnya.”


Kebijakan yang diambil PLN adalah dengan menghitung penggunaan listrik dengan rata-rata pemakaian tiga bulan terakhir untuk tagihan April. Namun, Zulkifli menegaskan jika perubahan tersebut bukan penyebab tagihan listrik melonjak.

Mahalnya tagihan listrik dinilainya akibat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah selama pandemi. Salah satunya adalah dengan bekerja di rumah (work from home) sehingga otomatis penggunaan listrik semakin bertambah.

”Tarif listrik kami pastikan tidak naik karena ditentukan pemerintah, PLN tida bisa turunkan tarif listrik per kWh,” beber Zulkifli. “Yang terjadi adalah penggunaan lisrik yang berubah karena WFH salah satunya.”

Melalui penghitungan rata-rata tiga bulan terakhir, artinya tagihan di bulan April adalah rata-rata dari konsumsi listrik Januari, Februari, dan Maret. Hal ini justru membuat seolah-olah tagihan di bulan April adalah konsumsi listrik sebelum adanya pandemi corona, padahal sudah mulai ada peningkatan.

”Jadi itulah mungkin beberapa pelanggan kok naik besar sekali,” papar Zulkifli. “Karena April masih menggunakan meter rata-rata tiga bulan sebelumnya.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait