Adik Kim Jong Un Ancam Kerahkan Militer Masuk Zona Demiliterisasi, Korsel Sigap Gelar Rapat Darurat
Dunia

Hubungan Korut dan Korsel kian memanas sampai adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengancam akan mengerahkan militer menginvasi zona demiliterisasi di perbatasan kedua negara.

WowKeren - Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin memanas di tengah pandemi virus Corona seperti sekarang. Bahkan yang terbaru Korut berencana akan menyerbu zona demiliterisasi yang selama ini diwajibkan "bersih".

Yang menarik perhatian publik, ternyata ancaman ini dimotori oleh adik pimpinan tertinggi Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong. Hal ini sejalan dengan sikap keras Kim Yo Jong sebelumnya yang menyebut Korsel sebagai "musuh" pasca negara itu dituding tak bisa mengendalikan para pembelot Korut yang menerbangkan selebaran anti-Pyongyang.

"Tentara kami terus memantau situasi terkini karena hubungan Korut dan Korsel makin memburuk," ujar Kepala Staf Militer Gabungan Korea Utara dalam pernyataan resminya, dilansir dari Associated Press (AP), Selasa (16/6). "Dan kami siap memberikan kekuatan penuh sesuai dengan instruksi dari pejabat dan pemerintah."

Mereka pun mengaku sudah mulai mempelajari berbagai strategi apabila memang benar-benar akan diterjunkan di zona demiliterisasi. "Kami akan membentuk benteng pertahanan di garda terdepan sembari meningkatkan penyerangan dari belakang," imbuhnya seperti dikutip dari kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).


Situasi ini jelas tak dianggap sebelah mata oleh Korsel. Kementerian Unifikasi yang mengurusi hubungan bilateral antara kedua negara ini dikabarkan sigap menggelar pertemuan darurat untuk mencegah pecahnya hal-hal yang tak diinginkan.

Direktur Keamanan Nasional Korsel, Chung Eiu-Yong mengumpulkan beberapa pejabat negara untuk membahas strategi seraya mengalami pergerakan militer negara tetangga. "Utara dan Selatan harus menghormati perjanjian antar-Korea yang sudah disepakati," tegas Kementerian Unifikasi dalam rilis resminya.

Terkait dengan situasi yang kian panas ini, para pakar berpendapat bukan hanya sebagai wujud rasa kesal soal pembelot Korut yang kerap melaksanakan misi "pengkhianatan". Korut, ungkap para pakar, disebut tengah frustrasi lantaran tak ada perkembangan signifikan dari perundingan denuklirisasi dengan Amerika Serikat yang dimotori oleh Presiden Korsel Moon Jae In.

Seperti diketahui, Korut sempat aktif bernegosiasi dengan Presiden AS Donald Trump terkait penghentian aktivitas penelitian dan penggunaan senjata nuklir. Namun perundingian itu kolaps dalam pertemuan kedua Kim dan Trump di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 silam.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait