Tingkat Serangan Corona di Surabaya Tertinggi se-Indonesia, Bakal Kembali PSBB?
Nasional

Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur mengungkap seberapa 'mengerikannya' situasi wabah Corona di Surabaya saat ini. Hal ini memicu munculnya isu Surabaya akan kembali menerapkan PSBB.

WowKeren - Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan fase transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) demi menyongsong era new normal. Termasuk diantaranya Surabaya Raya yang memutuskan untuk mencoba PSBB transisi kendati kurva perkembangan wabah Corona di wilayahnya masih begitu tinggi.

Bahkan kekinian sebuah fakta baru soal perkembangan wabah Corona di Surabaya terungkap. Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, menyebut tingkat serangan dan laju penularan Corona di Surabaya kembali meningkat. Menyebabkan Kota Pahlawan berpotensi untuk kembali ke era PSBB.

"Attack rate dan transmission rate Surabaya Raya kembali naik setelah pelonggaran PSBB. Ini mengecewakan," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/6). "Kalau sesuai teori dengan kondisi ini harusnya revive back to lockdown, kalau kita ya harusnya kembali ke PSBB."

Memang seperti apa indeks tingkat serangan (attack rate) dan laju penularan (transmission rate) di Surabaya? Dilansir dari Tribun Surabaya, tingkat serangan Corona di Surabaya mencapai 139,7 dan merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Maksudnya adalah dari 100 ribu penduduk, sebanyak 140 orang diantaranya dikonfirmasi positif COVID-19. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang Jawa Timur yang attack rate-nya adalah 19,7 alias 20 dari 100 ribu penduduk.


Sementara untuk laju penularan Corona di Surabaya mencapai 1,22, sedangkan Jawa Timur sebagai pembanding mencapai 1,1. Sementara untuk informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah dinyatakan terkendali apabila laju penularannya di bawah 1.

"Padahal Jawa Timur ini transmission rate-nya pernah di angka 0,86, artinya kasusnya (pernah) akan hilang. Begitu juga Surabaya Raya transmission rate-nya pernah 0,5," imbuh Direktur Utama RSUD dr Soetomo ini. "Jadi sebetulnya PSBB sangat bisa dan efektif sebagai metode pengendalian penularan COVID-19."

Lantas dengan situasi ini, apakah Surabaya akan kembali menerapkan PSBB? Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya sendiri rupanya enggan menempuh kembali opsi tersebut.

"Kami bekerja untuk bagaimana hal-hal itu tidak terjadi," tegas Wakil Koordinator Gugus Tugas, Muhammad Fikser. Menurutnya saat ini Pemerintah Kota Surabaya sedaya upaya mengusahakan agar roda perekonomian warga tak berhenti namun penularan wabah tetap bisa dikendalikan.

Namun untuk bisa mencapainya, Fikser juga mendorong masyarakat agar sadar dan patuh pada protokol kesehatan yang berlaku. "Kita berharap warga untuk bersama jangan sampai PSBB itu terjadi di Surabaya, patuhi protokol kesehatan, disiplin menjadi kunci," pungkas Fikser.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru