AS Sebut Korut adalah Ancaman Besar Usai Insiden Peledakan Kantor Penghubung Korsel
Dunia

Asisten Menhan AS untuk Indo-Pasifik, David Helvey, mengaku sulit memprediksi apa yang akan terjadi selama beberapa pekan ke depan jika melihat dari situasi di Semenanjung Korea saat ini.

WowKeren - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menyatakan Korea Utara tetap menjadi ancaman akut bagi kawasan Indo-Pasifik, menyusul Pyongyang yang meledakkan kantor penghubung inter-Korea di perbatasan Korut dengan Korea Selatan pada pekan ini.

"Seperti yang telah kami ingatkan dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara tetap menjadi ancaman luar biasa di kawasan sehingga menuntut kewaspadaan dari kita secara berkelanjutan," ucap Asisten Menhan AS untuk kawasan Indo-Pasifik, David Helvey, dilansir dari CNN pada Jumat (19/6).

Dalam lanjutan keterangannya, Helvey juga mengatakan bahwa sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi selama beberapa pekan ke depan jika melihat dari perkembangan situasi saat ini di Semenanjung Korea. "Tapi saya pikir penting untuk mengatakan bahwa kita harus tetap waspada atas segala jenis ancaman dan provokasi," imbuhnya.

Helvey juga terlihat berhati-hati ketika ditanya mengenai apakah AS berencana memperkuat kehadiran militer di Korsel, mengingat negeri Ginseng tersebut merupakan sekutu AS sejak lama. Helvey juga tidak menanggapi apakah AS dan Korsel akan melanjutkan latihan militer bersama menyusul provokasi yang dilakukan Korut ini.

"Saya tidak ingin mendahului keputusan apa pun yang akan dibuat. Tetapi ini adalah salah satu hal yang terus kami bicarakan dengan sekutu kami Korea Selatan," ujar Helvey.


Korut meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di kota perbatasan Kaesong pada Selasa (16/6). Penghancuran kantor itu dilakukan Pyongyang lantaran merasa tak puas dengan Seoul karena tak bisa menghentikan para aktivisnya di perbatasan.

Presiden Korut Kim Jong Un geram dengan ulah aktivis Korsel yang kerap mengirimkan selebaran propaganda anti-Korut ke perbatasannya. Diketahui, sebagian dari aktivis Korsel itu merupakan pembelot dari Korut. Langkah itu dianggap Pyongyang membahayakan negaranya.

Akibat hal itu, adik Kim Jong Un sekaligus pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, yakni Kim Yo Jong, sempat melontarkan kritik kepada Presiden Moon Jae-in. Dia menyebut Moon telah gagal mengimplementasikan salah satu dari pakta perjanjian 2018. Dia juga mengatakan bahwa Moon telah dan menempatkan lehernya ke dalam jerat pendukung Amerika.

Sebelum meledakkan kantor penghubung, Korut pun telah melontarkan sejumlah ancaman terhadap Korsel. Belum lama ini, Pyongyang menyatakan telah memutus hubungan komunikasi militer dan politik dengan Seoul akibat insiden selebaran propaganda tersebut.

Korut juga telah menolak tawaran pihak Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus guna meredakan ketegangan antara kedua negara. Bukan hanya itu, pemerintahan presiden Kim Jong Un tersebut lantas mengaku akan memindahkan pasukan ke daerah-daerah perbatasan kedua negara.

Penolakan itu membawa kemunduran besar pada upaya Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menjalin rekonsiliasi yang lebih tahan lama dengan Korut. Langkah itu juga mempersulit upaya untuk membujuk Korut untuk meninggalkan program nuklir dan misilnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait