Tanpa Social Distancing, Ini Cara Daerah Terkumuh di Asia Tahan Penyebaran Virus Corona
Dunia

Perkampungan Dharavi di Mumbai, India, disebut sebagai wilayah kumuh (slum) terbesar di Asia dan telah menjadi inspirasi film pemenang Oscar, 'Slumdog Millionaire'.

WowKeren - Virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 kini telah menjangkit lebih dari 9 juta orang di seluruh dunia. Salah satu langkah untuk mengantisipasi penularan COVID-19 adalah saling menjaga jarak (social distancing), namun hal tersebut sulit dilakukan di wilayah kumuh yang padat penduduk.

Perkampungan Dharavi di Mumbai, India, disebut sebagai wilayah kumuh (slum) terbesar di Asia dan menjadi inspirasi film "Slumdog Millionaire". Melansir BBC pada Rabu (24/6), ada lebih dari 500 ribu orang yang tersebar di daerah dengan luas hanya 2,5 kilometer persegi tersebut.

8 hingga 10 orang hidup bersama di satu hunian sempit seluas 30 meter persegi. Sekitar 80 persen penghuni Dharavi juga menggunakan toilet umum. Meski situasi membuat penghuninya sulit menerapkan social distancing, Dharavi rupanya berhasil mengendalikan pandemi corona, setidaknya untuk saat ini.

Sejak kasus COVID-19 pertama dilaporkan pada 1 April 2020, Dharavi telah mencatat lebih dari 2 ribu pasien positif dan sekitar 80 kematian. Setengah dari jumlah kasus COVID-19 tersebut kini dinyatakan telah sembuh.

Tambahan kasus COVID-19 harian di Dharavi pun kini telah menurun, dari rekor tertinggi 43 kasus sehari pada Mei 2020 menjadi 19 kasus pada pekan ketiga Juni ini. Penanganan COVID-19 di Dharavi juga dinilai sangat luar biasa, di antaranya adalah penggalakan isolasi warga, skrining yang luas, hingga penyediaan makanan gratis bagi populasi yang tidak bekerja.


Pejabat kota menjelaskan bahwa mereka telah melacak, menguji, dan mengisolasi penduduk secara agresif untuk menghentikan penyebaran infeksi COVID-19. Sejauh ini, lebih dari 360 ribu orang telah diskrining untuk gejala di "kamp demam".

Di setiap kamp, ada tim yang terdiri dari 6 orang dokter dan petugas kesehatan yang mengenakan APD. Mereka memeriksa hingga 80 penduduk setiap harinya untuk mengetahui suhu dan kadar oksigen dalam darah menggunakan termometer inframerah dan oksimeter denyut nadi.

"Kamp-kamp demam ini sangat membantu dalam memeriksa penyebaran infeksi," jelas petugas medis yang bekerja di Dharavi, Dr. Amruta Bawaskar, dilansir BBC. "Orang-orang muncul secara sukarela sekarang, dan ingin dites dengan alasan apa pun. Kadang-kadang mereka akan mengubah usia mereka untuk memenuhi syarat untuk mendapat tes bagi orang tua yang berisiko tinggi. Kadang-kadang mereka ingin diuji karena mereka duduk di sebelah seseorang yang terbatuk atau bersin Ada banyak ketakutan dan kesadaran."

Para pejabat percaya bahwa mereka telah mampu menahan infeksi COVID-19 di Dharavi pada saat penyebarannya bertambah cepat di tempat lain di Mumbai. Angka kematian akibat COVID-19 yang relatif rendah di Dharavi kemungkinan dibantu oleh populasinya yang didominasi orang muda.

Kebanyakan pasien COVID-19 di Dharavi masuk dalam kelompok usia 21 hingga 50 tahun. "Saya pikir kami telah berhasil memutus rantai transmisi (COVID-19) tanpa social distancing karena tidak ada ruang untuk itu," pungkas asisten komisioner kota yang bertanggung jawab atas daerah Dharavi, Kiran Dighavkar.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait