Kesulitan Yang Dihadapi Perempuan RI Selama Corona Lebih Besar Daripada Laki-Laki, Begini Faktanya
Reuters/Soe Zeya Tun
Nasional

Berdasarkan jurnal kependudukan yang diterbitkan oleh LIPI, perempuan Indonesia mengalami kesulitan lebih besar selama era pandemi COVID-19, baik dari segi kesehatan, perekonomian, hingga keselamatan.

WowKeren - Peneliti baru-baru ini mengungkap perempuan Indonesia mengalami kesulitan lebih besar dalam menghadapi pandemi virus Corona apabila dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Peneliti dari Badan Pusat Statistika Provinsi Papua bernama Ikfina Chairani sendiri mengambil kesimpulan ini berdasarkan banyak faktor, meliputi kesehatan sampai perekonomian.

Yang pertama, dari segi kesehatan, Ikfina mengungkapkan perempuan banyak bekerja sebagai garda terdepan tenaga kesehatan yang tentu saja terjun langsung menghadapi pasien COVID-19. Data tahun 2019 menyebut sebanyak 2,69 persen perempuan Indonesia bekerja sebagai tenaga kesehatan, misalnya perawat, jauh lebih banyak daripada laki-laki (0,83 persen).

Kemudian dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 juga turut dirasakan kaum perempuan. Pasalnya sektor yang sangat terdampak oleh COVID-19 kebanyakan adalah pekerjaan yang didominasi oleh perempuan, seperti misalnya jasa pendidikan dan sektor administrasi pemerintahan.

"Perlambatan pada sektor jasa pendidikan dan jasa pemerintahan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun pemberhentian sementara tenaga kontrak/honorer," ungkap peneliti dalam dokumen ilmiah yang diterbitkan oleh Jurnal Kependudukan Indonesia itu. "Selain berdampak pada meningkatnya potensi kehilangan pekerjaan, juga bisa meningkatkan jumlah pekerja informal. Padahal perempuan yang bekerja di sektor informal sebelum pandemi sudah mencapai 61,80 persen."


"Peningkatan pekerja informal pada perempuan tentunya berkaitan juga secara langsung dengan jaminan sosial yang tidak didapatkan oleh mereka," imbuhnya, dilansir pada Rabu (29/7). "Selain itu, kemungkinan untuk bisa kembali ke bursa tenaga kerja akan lebih sulit karena mungkin akan ada keterbatasan pasar tenaga kerja."

Namun bukan berarti bagi perempuan Indonesia yang mampu bertahan di tempat kerjanya "bebas" dari kesulitan yang sudah dipaparkan. Mereka yang bertahan di pekerjaannya justru akan menghadapi beban ganda, sebab sektor domestik seperti mengurus rumah hingga anak "dibebankan" kepada perempuan. Padahal saat ini seluruh kegiatan masyarakat banyak ditekankan di rumah (WFH / SFH) demi mencegah penularan COVID-19.

"Sehingga perempuan yang melakukan WFH harus mampu mengalokasikan waktunya untuk mengurus rumah tangga, mendampingi anak belajar, sekaligus bekerja. Kondisi ini merupakan hasil dari timpangnya pembagian tugas," imbuh Ikfina.

Yang ikut menjadi sorotan adalah meningkatnya potensi terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama pandemi COVID-19. Selama tahun 2020, tercatat ada 3.217 kasus KDRT yang dilaporkan di Indonesia, dengan 85 persennya dialami perempuan dengan 87,8 persen pelaku didominasi laki-laki.

Namun demikian, tak bisa dipungkiri bahwa perempuan unggul dari segi kedisiplinan dan kewaspadaan dalam menjalani berbagai protokol kesehatan yang berlaku. Sehingga sampai saat ini, pasien COVID-19 di Indonesia maupun dunia masih didominasi oleh laki-laki.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait