Kasusnya Mencuat, Polisi Masih Tunggu Laporan Soal Dosen Swinger di Yogyakarta
Shutterstock
Nasional

Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menunggu laporan dari para korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh BA. BA adalah dosen pemilik fetish swinger yang melakukan aksinya dengan kedok riset akademik.

WowKeren - Usai dibuat geger dengan adanya kasus pelecehan seksual berkedok riset akademik mahasiswa Gilang "fetish kain jarik". Kal ini seorang dosen berinsial BA dengan sengaja memamerkan aktivitas swinger alias tukar pasangan kepada sejumlah perempuan dengan modus riset.

Terkait kasus tersebut, Kepolisian RI Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menunggu laporan dari para korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh BA. Perlu diketahui, BA sempat mencatut nama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dalam melakukan aksinya.

"Kami masih menunggu laporan atau pengaduan dari yang merasa korban," ujar Kepala Bagian Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, Senin (3/8). Yuli kemudian mengatakan jika pihaknya saat ini masih belum mendapatkan gambaran yang runut tentang peristiwa itu sehingga terlalu dini untuk menyimpulkan delik aduan atau bukan.

Dihubungi secara terpisah, Divisi Humas Jogja Police Watch (JPW) Baharuddin Kamba berpendapat bahwa kasus tersebut belum termasuk delik aduan. Video pengakuan BA yang beredar di media sosial belum cukup menjadi alat bukti yang kuat bagi kepolisian untuk menindaklanjuti kasus tersebut tanpa adanya laporan dari para korban atau pihak yang merasa dirugikan atas kasus tersebut.

Pasalnya, belum ada kepastian tindak asusila tersebut sudah terjadi atau belum. "Bisa saja kalau para korban melapor, itu sampai ke proses hukum," jelasnya.


Di sisi lain, Bahar juga mengaku pernah mengenal sosok BA ketika menjadi aktivis mahasiswa di UGM, sebelum peristiwa reformasi 1998 terjadi. "Secara pribadi, dari dulu saya kenal dia karena satu pergerakan juga di kampus," ungkapnya.

Menurutnya, saat itu BA termasuk aktivis mahasiswa Fisipol UGM yang kritis terhadap kebijakan pemerintahan, dan wawasan tentang ilmu politik cukup luas. "Tapi kalau sekarang, saya melihat 180 derajat itu berbeda," anggapnya. "Sekarang ia lebih dikenal sebagai buzzer."

Meski tak mengenal secara dekat, Bahar menganggap kasus swinger yang menjerat BA terkesan aneh. Bahar mengaku jika dirinya sempat tinggal di satu RT yang sama dengan BA, namun pribadi BA dinilai tertutup dan hampir tak pernah bergaul dengan tetangga termasuk dirinya.

Sementara itu, pihak UGM akan ikut menindalkanjuti kasus ini lantaran BA mencatut nama salah satu universitas PTN di RI itu sebagai instansi tempatnya bekerja. Padahal UGM mengaku tak pernah memiliki sivitas akademika bernama BA.

"Sudah kami telusuri di daftar nama mahasiswa UGM saat ini, tetapi tidak ketemu. Kami cek di pendaftaran pascasarjana juga tidak ditemukan nama tersebut," ujar UGM. Kepala Bagian Humas UGM, Iva Ariani, juga memastikan bahwa BA tidak tercatat sebagai dosen di sana.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait