Rusia Bagikan Informasi Vaksin COVID-19 Sputnik V Usai Tuai Kritik
AFP/Handout-Russian Direct In
Dunia

Sebelumnya, izin bagi Sputnik V memang dinilai sebagian kalangan terlalu dini serta diragukan karena sebelumnya pihak pengembang vaksin tidak membuka data dan informasi penelitian ke publik.

WowKeren - Usai mendapat kritik mengenai transparansi pengembangan vaksin COVID-19, Rusia akhirnya mengunggah data dan informasi di laman khusus vaksin miliknya. Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mengelola pendanaan untuk pengembangan vaksin bernama Sputnik V, serta Institut Gamaleya sebagai pihak yang menjalankan penelitian vaksin menyatakan bahwa mereka saat ini telah mempublikasikan data pendekatan basis penelitian human adenovirus.

"RDIF dan Institut Gamaleya berupaya untuk transparansi maksimal, karenanya kami mengunggah semua informasi tentang vaksin adenovirus di sputnikvaccine.com," kata Pimpinan Eksekutif RDIF, Kirill Dmitriev.

Basis penelitian human adenovirus untuk vaksin COVID-19 ini dipilih Rusia karena disebut mempunyai hasil yang paling jelas dan baik terhadap sejumlah penyakit infeksi, misalnya ebola. Dmitriev juga menyebut bahwa pendekatan tersebut dalam pengembangan vaksin telah dilakukan mulai 1953, dan Angkatan Darat Amerika Serikat pun menggunakannya sejak 1971 hingga saat ini.

Penjelasan Dmitriev tersebut merupakan respons terhadap sejumlah tanggapan miring atas persetujuan regulasi yang diberikan kepada vaksin Sputnik V. Izin bagi Sputnik V dinilai sebagian kalangan terlalu dini serta diragukan karena sebelumnya pihak pengembang vaksin tidak membuka data dan informasi penelitian ke publik.

Salah satu pengkritik keras adalah Amerika Serikat, dengan Menteri Kesehatan Alex Azar, yang menuding Rusia menutup-nutupi informasi terkait riset dan hasil pengujian klinis Sputnik V.


"Data dari hasil uji coba tahap awal belum dibuka ke publik, sehingga tidak transparan," kata Azar kepada wartawan dalam panggilan konferensi pada 12 Agustus, sehari setelah Rusia mengumumkan pihaknya menjadi negara pertama yang mempunyai vaksin COVID-19 teregistrasi.

Di sisi lain, pekan depan Rusia baru akan menjalankan uji klinis tahap III, sebagai tahap lanjutan untuk mengkaji kemanjuran, imunogenisitas (proses memicu respons imun), dan keamanan vaksin Sputnik V. Uji klinis itu melibatkan sekitar 40 ribu orang, dimulai dari wilayah negara itu sendiri.

"Hasil dari tahapan-tahapan uji klinis tersebut semoga dapat dipublikasikan pada bulan Agustus ini di sejumlah majalah medis terkemuka, dan kami berencana menambah konten baru di situs vaksin dengan rincian yang baru pula di waktu mendatang," kata Dmitriev.

Terlepas dari hal tersebut, sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan vaksin Sputnik V telah menjalani serangkaian pengujian yang tepat dan aman. Putin menyatakan penggunaan vaksin Sputnik V sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Rusia. Bahkan Putin mengklaim putrinya menjadi relawan dalam uji klinis vaksin.

"Dalam hal ini, dia ikut dalam percobaan. Setelah vaksinasi pertama, dia memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius, sedangkan hari berikutnya sedikit di atas 37 derajat celcius. Setelah suntikan kedua, vaksinasi kedua, suhunya juga naik sedikit, lalu semuanya beres, dia merasa baik dan titer (antibodi) tinggi," ucapnya.

"Saya ingin menegaskan bahwa ini telah lulus semua tes yang diperlukan. Yang paling penting adalah memastikan keamanan penuh penggunaan vaksin dan efektivitasnya," tegasnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait