Unair Temukan Mutasi Virus Corona Langka di Surabaya, Berbahaya?
Nasional

Ahli biomolekuler Unair, dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menyebut ada temuan mutasi unik nan langka virus Corona di Surabaya, yakni Q677H. Unair pun akan fokus meneliti lebih dalam soal mutasi ini.

WowKeren - Belum lama ini, seorang pakar biomolekuler dari Universitas Airlangga mengaku menemukan virus Corona yang sudah bermutasi menjadi 10 kali lipat lebih menular di Surabaya. Namun rupanya tak hanya mutasi D614G, Unair juga mengaku menemukan mutasi lain yang cukup unik.

Hal ini disampaikan oleh dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih dalam webinar internasional bertajuk "Ending Pandemics COVID-19: Effort and Challenge". Pada kesempatan itu, Nyoman menyebut ada satu mutasi virus Corona lain yang konon sangat jarang ditemui, yakni tipe Q677H.

"Enggak cuma ada mutasi D164G (di Surabaya), tapi juga terindikasi dengan mutasi Q677H," beber Nyoman, dilansir dari Kumparan pada Jumat (28/8). "Sedang kami teliti apakah ada pengaruh dari mutasi ini, apa yang terjadi, apakah benar atau gimana."

Lebih lanjut, Nyoman pun blak-blakan soal ketertarikan Unair terhadap temuan mutasi virus Q677H ini. Sebab belum banyak jurnal yang menjelaskan soal mutasi ini, berbeda dengan tipe D614G yang sudah menjadi pembahasan panas usai disebut 10 kali lebih menular ketimbang virus Corona biasa.


"Kenapa kita tertarik dengan Q677H di Surabaya. Karena hanya terjadi di Surabaya dari analisis data kami," terang Nyoman. "Tapi data kami sangat terbatas, mungkin kita bisa lihat mutasi ini di kota lain atau area lain. Mutasi ini terjadi 99 kali di dunia."

Pada kesempatan yang sama, Nyoman juga menyebut virus penyebab COVID-19 yang sudah bermutasi menjadi 10 kali lipat lebih menular, yakni tipe D614G, juga ditemukan di beberapa daerah padat penduduk Indonesia. Seperti misalnya Jawa Timur dan Jawa Barat, meski hal ini masih perlu diteliti lebih jauh.

"Indonesia, kalau lihat di Jatim dan Jawa Barat, Indonesia masih sangat terbatas datanya. Masih 21 virus yang sudah disubmit," jelas Nyoman. "Dan mutasinya ditemukan sekitar 8 datanya di Indonesia, di Jabar dan Jatim, dan ditemukan juga di Surabaya mutasi ini."

Menurut Nyoman, mutasi virus ini sebenarnya sudah ditemukan di Eropa sejak Februari 2020. Dan sejak itulah virus SARS-CoV-2 dengan tipe mutasi D614G menjadi yang paling dominan ditemukan di berbagai sampel usap global.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait