Kemenkes Imbau Warga Tak Perlu Takut Jika Positif Terinfeksi Corona
Getty Images
Nasional

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja menyatakan jika masyarakat Indonesia tidak perlu takut jika dinyatakan positif terinfeksi virus corona (COVID-19). Kenapa?

WowKeren - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak perlu takut jika dinyatakan terinfeksi virus corona (COVID-19). Hal ini diungkapkan langsung oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kemenkes Abdul Kadir.

Kadir mengatakan hal tersebut demi mematahkan stigma yang berkembang di lingkungan masyarakat terkait virus corona. Selama ini, warga kerap menilai seolah-olah COVID-19 begitu menakutkan dan mematikan.

Namun pada kenyataannya, kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona sama sekali tidak mengalami gejala (orang tanpa gejala/OTG) atau hanya gejala ringan saja. Sedangkan pasien yang mengalami gejala berat akibat terinfeksi virus corona tidak banyak.

Oleh sebab itu, Kadir meminta warga yang dinyatakan positif corona tidak perlu takut karena belum tentu benar-benar sakit. “Kita tidak perlu terlalu takut positif karena positif pun belum tentu kita sakit,” kata Kadir dalam Simposium Nasional Dies Natalis 64 Unhas yang disiarkan langsung akun Youtube FKM UNHAS, Selasa (1/9).


Lebih lanjut Kadir menjelaskan jika selama ini kebanyakan orang yang terpapar COVID-19 hanya perlu melakukan isolasi mandiri di rumah tanpa mendapat perawatan di rumah sakit. Saat menjalani isolasi, orang yang positif corona hanya perlu menjaga kesehatan dengan memperbaiki asupan gizi, dan meningkatkan imunitas.

Kadir menjelaskan alasan mengapa orang tanpa gejala yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona tidak perlu dirawat di rumah sakit. Hal tersebut dilakukan agar menjaga kapasitas rumah sakit tidak penuh dan lebih mengutamakan pasien COVID-19 dengan gejala yang berat.

”Kita sekarang harus sepakat Pedoman Penanggulangan COVID-19 revisi kelima,” jelas Kadir. “Revisi ini adalah orang yang dimasukkan ke rumah sakit adalah mereka yang memiliki gejala sedang sampai berat.”

Aturan tersebut dinilai efektif oleh Kadir. Hal ini terlihat dari jumlah kapasitas di beberapa rumah sakit Indonesia yang hingga sekarang tidak membludak. Bahkan, tercatat saat ini tempat tidur yang terpakai (bed ocuppancy rate) baru 42,3 persen dari 839 rumah sakit yang melayani pasien COVID-19 di Tanah Air.

”Dengan demikian, tidak benar isu-isu yang mengatakan rumah sakit semuanya penuh, itu semua adalah hoaks sebenarnya,” terang Kadir. “Rumah sakit kita tenang-tenang saja. Katanya di Jakarta meningkat, tetapi tidak semua harus masuk rumah sakit.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait