Terungkap, Ini Alasan ‘Mulia’ Wali Kota Risma Tegas Tolak PSBB Surabaya
Nasional

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya mengungkapkan alasan ‘mulia’ dibalik keputusannya yang tegas tidak mau menerapkan PSBB lagi meski kasus corona masih tinggi.

WowKeren - Kota Surabaya masik menjadi penyumbang kasus virus corona (COVID-19) tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Bahkan, Surabaya beberapa waktu lalu pernah dinobatkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan (COVID-19) sebagai kota dengan penyebaran virus corona terbanyak di Indonesia.

Meski kasus corona tinggi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memang memutuskan untuk tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti wilayah lainnya. Baru-baru ini terungkap alasan utama Surabaya tidak menerapkan PSBB selama menjadi zona merah penyebaran COVID-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyampaikan secara langsung alasan “mulia” dibalik keputusannya yang tidak memperpanjang PSBB. Rupanya, Risma menolak PSBB demi menyelamatkan ekonomi rakyatnya.

Oleh sebab itu, Risma nekat tidak memperpanjang PSBB tahap ketiga setelah menerapkannya selama dua tahap. Menurutnya, keputusan itu dilakukan agar perekonomian warga Surabaya dapat segera bangkit dan menyambut new normal.

”Itulah yang kenapa kemudian kemarin aku curi start, aku tidak mau ada PSBB lagi,” kata Wali Kota Risma seusai meninjau PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) di Benowo Surabaya, Selasa (1/9). “Karena kita akan lakukan new normal atau tatanan baru.”

Meski memberikan izin, Risma tetap meminta secara tegas setiap pelaku usaha untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 saat membuka usahanya. Ia berharap keputusannya tersebut dapat membuat banyak pelaku usaha di Surabaya terus bertahan dan tidak mengalami gulung tikar imbas pandemi.


”Misalkan aku punya perusahaan buat sepatu, begitu ini tak tutup, apakah dia tiba-tiba bisa jalan bagus? Kan tidak, mulai nol lagi kan,” jelas Risma. “Makanya ini sebelum tutup saat itu, kenapa kemudian aku supaya dia gerak. Jadi yang sudah mulai turun ditahan minimal dia tidak jatuh lagi, tapi kalau bisa diangkat lagi.”

Di tengah ancaman Indonesia mengalami resesi, Risma membeberkan bagaimana situasi perekonomian di Kota Pahlawan. Ia mengklaim perekonomian di Surabaya masih akan berjalan positif hingga akhir tahun 2020. Pernyataan ini disampaikannya berdasarkan hasil penelitian terhadap evaluasi perekonomian yang ia terima.

Lebih lanjut Risma mengaku cukup bersyukur atas keputusannya yang tidak terus menerapkan PSBB. Ia bahkan mengaku jika salah atau terlambat mengambil kebijakan tersebut, maka perekonomian di Surabaya akan langsung mengalami keterpurukan di akhir tahun.

”Itulah kenapa kemarin hasil data penelitian evaluasi Surabaya itu kita di titik masih bisa bertahan di positif nanti Insya Allah di akhir tahun,” papar Risma. “Kenapa? Kalau aku kemarin terlambat sedikit ya nyungsep (terpuruk) beneran yang punya perusahaan, yang punya usaha.”

”Kalau sudah modal dipakai makan, bagaimana dia (pelaku usaha) bisa bangkit lagi, kecuali kalau dia dapat insentif, tunjangan atau bantuan,” sambungnya. “Makanya kemarin aku beranikan, kesehatan kita pantau benar-benar tapi yang untuk usaha boleh bergerak.”

Terakhir, Risma juga meminta warga Surabaya untuk tidak perlu panik atas ancaman resesi yang menghantui Indonesia. Ia berkaca pada krisis ekonomi tahun 1998 silam dimana perekonomian Surabaya dapat bertahan secara positif.

”Pertumbuhan ekonomi kita di atas pertumbuhan Nasional. Kenapa begitu? Karena 92 persen usaha di Surabaya itu ekonomi menengah, jadi dia tidak terpengaruh kepada perekonomian global,” terang Risma. “Tapi kalau di jatuh blek, jatuh beneran itu. Makanya dia harus ditahan, diberikan ruang untuk dia (usaha) bisa gerak tapi tetap dengan protokol yang sangat ketat.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait