Kemenkeu Pastikan Resesi Indonesia Tak Sedalam Negara Lain
Nasional

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, mengungkapkan bahwa negara yang tercatat mengalami perlambatan ekonomi terdalam adalah India.

WowKeren - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa resesi ekonomi Indonesia tidak akan sedalam yang dialami negara lain. Adapun Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu, mengungkapkan bahwa negara yang mengalami perlambatan ekonomi terdalam adalah India.

"Proyeksi kita untuk 2020 ini kan tidak akan sedalam dibanding perekonomian yang lain," ujar Febrio dalam webinar pada Selasa (6/10). "Kalau perekonomian yang lain itu perlambatan ekonominya bisa sangat dalam contohnya yang paling dalam itu terakhir yang kita lihat kemarin itu adalah India, hampir mencapai minus 24 persen."

Sementara itu, ekonomi Indonesia tercatat mengalami kontraksi sebesar minus 5,3 persen pada kuartal II tahun 2020. Angka ini diyakini akan membaik di kuartal III tahun 2020, yakni di rentang minus 2,9 persen hingga minus 1 persen.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pun disebut akan lebih baik dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya. Di antaranya ada Malaysia yang ekonominya anjlok hingga minus 17,1 persen di kuartal II tahun 2020, dan minus 4,5 persen di kuartal III tahun 2020.


Kemudian ada Filipina yang ekonominya mengalami kontraksi hingga minus 16,5 persen di kuartal II tahun 2020, dan menjadi minus 6,3 persen di kuartal III tahun 2020. Sedangkan Singapura mencatat kontraksi ekonomi sebesar minus 13,2 persen di kuartal II tahun 2020, dan minus 6 persen di kuartal III tahun 2020.

Meski tidak sedalam negara-negara lain, yang namanya resesi ekonomi tetap akan membawa dampak yang perlu diwaspadai di Indonesia. Febrio mencontohkan potensi bertambahnya jumlah masyarakat miskin akibat resesi ini.

"Biasanya setiap tahun pertumbuhan 5 persen menyerap 3 juta lebih tenaga kerja, nah berarti itu tidak terjadi tahun ini, itu yang membuat kehidupan masyarakat jadi susah bahkan orang miskin pun akan bertambah," ungkap Febrio. "Nah itulah yang ingin kita hindari supaya kita tidak terlalu dalam koreksinya tahun ini."

Oleh sebab itu, Febrio berharap agar program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa mendongkrak ekonomi Indonesia sehingga hasilnya bisa membaik di akhir tahun. Apabila PEN gagal, maka ekonomi Indonesia disebut akan makin sulit pulih di tahun 2021 mendatang.

"Tahun ini kita pastikan program pemulihan ekonomi nasional itu semaksimum mungkin kita push sampai realisasi akhir tahun dan kita harapkan perlambatan perekonomian kita bisa kita batasi di sekitar minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen," pungkas Febrio. "Dan ini harus kita lakukan, supaya basis kita untuk tumbuh di 2021 juga cukup kuat. Jangan sampai terlalu jauh terkoreksinya di 2020, sehingga 2021 nya kita tidak bisa pulih lebih cepat."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru