Selisih Data Laporan COVID-19 di Daerah dan Pusat Kian Membesar
Nasional

KawalCovid19 kembali menemukan selisih angka data pelaporan kasus virus corona dari pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan. Kali ini selisihnya semakin besar dibanding sebelumnya.

WowKeren - KawalCovid19 kembali menemukan selisih angka data pelaporan kasus virus corona dari pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan. Hingga Senin (12/10), selisih yang ditemukan tim KawalCovid19 adalah 2.184 untuk kasus positif, 5.384 untuk pasien sembuh, dan 1.153 untuk pasien meninggal.

Apabila dihitung dengan selisih itu, maka kasus infeksi di Indonesia versi KawalCovid19 adalah 338.900 kasus dengan 13.088 kematian dan 263.903 pasien dinyatakan sembuh. Sementara laporan kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan data Kemenkes adalah 336.716 kasus dengan 11.935 kematian dan 258.519 pasien telah sembuh.

Koordinator Relawan KawalCovid19 Elina Ciptadi mengatakan, pihaknya menghitung kasus virus corona itu berdasarkan data harian dari data pusat dan laman di level daerah. "Tiap hari kami mencatat data harian dari covid19.go.id, ini yang kami namai "data pusat", lalu membandingkannya dengan web corona yang ada di level propinsi, kabupaten dan kota yang kami catat secara manual," kata Elina, Senin (12/10).

Dengan membandingkan data itu, tim KawalCovid19 menemukan perbedaan data di level kabupaten atau kota dengan provinsi dan level pusat. Menurutnya, perbedaan data tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu, dengan tingkat selisih yang semakin besar. "Tapi awalnya ya paling hanya beda satu digit, makin ke sini makin besar," jelasnya.

Selisih Data Laporan COVID-19 di Daerah dan Pusat Kian Membesar

Twitter


Selain selisih data, Elina dkk juga menyoroti data pemerintah pusat yang tidak menampilkan data kasus probable. Padahal, dalam Keputusan Menteri Kesahatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang diterbitkan Juli 2020 lalu, istilah yang digunakan adalah suspect, probable, dan konfirmasi.

"Nah angka probable ini di data pusat masih 0, padahal devinisi di protokol Kemenkes itu ada dan daerah-daerah itu sebagian sudah menyampaikan," ungkapnya. Bahkan kematian suspect dan probable yang dihimpun oleh KawalCovid19 sampai Senin (12/10) mencapai hampir 10.000 orang.

Rinciannya adalah kematian suspect akibat virus corona mencapai 4.011 dan kematian probable berjumlah 5.765. Jika mengacu ketentuan WHO dan pedoman Kemenkes terbaru terkait pelaporan kasus virus corona, maka jumlah kematian di Indonesia mencapai lebih dari 20.000.

Jumlah itu didapat dari data 11 provinsi untuk suspect dan 17 provinsi untuk probable. Dengan demikian, angka itu kemungkinan bertambah besar jika seluruh provinsi membuka datanya.

"Fakta bahwa kita punya 10.000 orang meninggal dengan status probabel dan suspek ini kan berarti di sisi testing kita kurang cepat tanggap," tuturnya. "Solusinya apa? apa perlu nambah lab, nambah petugas, atau bagaimana? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan bener ketika data ini tidak menggambarkan situasi yang sebenarnya, solusinya pun enggak tepat sasaran."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru