Masa Pandemi Corona, Jokowi Benarkan Ada Pro-Kontra Libur Panjang dalam Rapat Pemerintah
Twitter/jokowi
Nasional

Presiden Joko Widodo menekankan bahwa yang menjadi fokus sekarang adalah memperketat protokol kesehatan hingga pengecekan kesehatan di tiap lokasi wisata

WowKeren - Libur panjang di masa pandemi virus corona (COVID-19) membuat was-was karena adanya potensi lonjakan kasus. Presiden Joko Widodo sendiri mengakui bahwa pro dan kontra kerap terjadi di dalam pemerintahan terkait libur panjang di masa pandemi.

Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan 24-25 Desember menjadi cuti bersama dan libur Natal 2020, kemudian 28 Desember-31 Desember menjadi libur pengganti cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Selain itu, tanggal 1-3 Januari 2021 jatuh di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Dengan demikian, total libur akhir tahun mencapai 11 hari.

Jokowi menjelaskan bahwa libur panjang akhir tahun tersebut merupakan kompensasi dari libur Idul Fitri yang sempat ditunda. Dengan demikian, terjadi pembagian libur panjang pada tengah dan akhir tahun.

"Ini kan kompensasi libur Idul Fitri lalu, separuh di yang kemarin, separuh lagi akhir tahun," ungkap Jokowi kala melakukan wawancara dengan Rosiana Silalahi untuk salah satu program Kompas TV, Senin (16/11). "Sehingga apa yang dilakukan ini saat rapat pun memang pro dan kontra."


Menurut Jokowi, pemerintah tetap memutuskan libur panjang dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat meski ada pro-kontra di setiap rapat kabinet. Libur panjang di masa pandemi juga diakuinya membuat masyarakat pergi berlibur.

Namun, Jokowi menekankan bahwa yang menjadi fokus sekarang adalah memperketat protokol kesehatan hingga pengecekan kesehatan di tiap lokasi wisata. "Ya, kalau kita lihat memang apa, pilihan-pilihan itu tidak baik jadi, sehingga kita tekankan diperketat protokol kesehatan, dicek di lokasi wisata. Arahnya ke sana," ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menyatakan bahwa masyarakat sendiri kini sudah mulai disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Hal ini disebutnya sedikit banyak berpengaruh terhadap penurunan jumlah kasus positif COVID-19.

"Memang kita lihat angka kenaikan tidak tinggi," pungkas Jokowi. "Dan itu memang karena kedisiplinan masyarakat yang semakin baik."

Di sisi lain, Indonesia justru mencetak rekor kasus COVID-19 harin baru dalam dua pekan setelah libur panjang di akhir Oktober lalu. Satgas Penanganan COVID-19 mencatat 5.444 kasus corona baru dalam sehari pada Jumat (13/11) pekan lalu. Hingga Selasa (17/11) hari ini, jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 di Indonesia telah menyentuh angka 474.455.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait