Kabar ini muncul ketika Trump masih mencoba mengubah kekalahannya dalam pemilihan umum 3 November lalu dengan menggugat hasil pemilu yang dinilainya curang.
- Luthfiatun Nisa
- Sabtu, 21 November 2020 - 14:04 WIB
WowKeren - Menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Lara, dikabarkan tengah mempertimbangkan mencalonkan diri sebagai anggota Senat dari wilayah North Carolina pada 2022 mendatang.
Kabar rencana Lara mencalonkan diri sebagai anggota Senat ini dilaporkan pertama kali oleh New York Times dan Politico. Kabar tersebut muncul ketika Trump masih mencoba mengubah kekalahannya dalam pemilihan umum 3 November lalu dengan menggugat hasil pemilu yang dinilainya curang.
Dilansir dari CNN, Lara menikahi anak kedua Trump, Eric Trump. New York Times memaparkan bahwa Lara sudah memberi tahu para kerabatnya terkait rencananya mencalonkan diri sebagai anggota Senat.
Sementara itu, Senator North Carolina, Richard Burr, mengatakan dia tak akan mencalonkan diri lagi untuk memperpanjang jabatannya pada 2021 mendatang. Kendati demikian, Lara bukan dengan tanpa tantangan.
Beberapa media memprediksi banyak pejabat Partai Republik yang juga membidik posisi tersebut seperti Kepala Staf Presiden Trump saat ini, Mark Meadows, dan mantan Gubernur Pat McCrory dan Letnan Gubernur Dan Forests.
North Carolina merupakan salah satu basis kuat Partai Republik. Trump juga memenangkan suara elektoral dalam pemilu kemarin di North Carolina.
Terlepas dari hal tersebut, pasangan capres-cawapres Joe Biden-Kamala Harris akan dilantik pada Januari 2021 mendatang. Biden mengukuhkan kemenangannya atas Trump setelah berhasil meraih suara terbanyak di Georgia pekan lalu.
Mantan wapres AS itu memastikan langkahnya menuju Gedung Putih dengan mengumpulkan 306 suara elektoral, jauh meninggalkan Trump yang hanya 232. Tim hukum Trump telah meluncurkan belasan gugatan hukum, namun beberapa di antaranya telah ditolak.
Sementara itu para pemimpin dunia, termasuk sekutu AS telah memberi selamat kepada Joe Biden yang unggul dalam Pilpres AS. Mereka antara lain Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Irlandia Micheál Martin, Kanselir Jerman Angela Merkel, hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
(wk/luth)
