Sudah Sampai Malaysia-Singapura, Ini Bahayanya Jika Mutasi Corona Inggris Masuk RI
pixabay.com
Nasional

Bambang menegaskan jika virus mutasi ini sudah masuk ke Indonesia maka hal yang perlu dikhawatirkan adalah lonjakan kasus. Saat ini saja okupansi RS sudah hampir penuh

WowKeren - Temuan mutasi virus corona baru di Inggris turut menggemparkan dunia. Pasalnya, virus yang disebut-sebut lebih cepat menular ini sudah menyebar ke sejumlah negara.

Tak ayal jika sejumlah negara di Eropa dan luarnya untuk sementara waktu menangguhkan kedatangan warga dari Inggris. Tak terkecuali Indoensia.

Namun, mutasi virus baru ini diyakini belum sampai ke Indonesia, kendati dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura sudah melaporkan kasus terkait. "Saat ini kalau kita simpulkan belum ada bukti yang menunjukkan varian ini sudah ada di Indonesia atau sudah menyebar di Indonesia, ini belum ada bukti," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Prof Bambang Brodjonegoro, Kamis (24/12).


Kendati demikian, bukan berarti Indonesia bisa bersantai ria. Bambang menegaskan jika virus mutasi ini sudah masuk ke Indonesia maka hal yang perlu dikhawatirkan adalah lonjakan kasus. Jika sudah seperti ini maka akan semakin membebani rumah sakit. Saat ini saja kapasitas rumah sakit sudah hampir penuh di sejumlah daerah. "Kita harus menjaga agar varian ini tidak sampai membuat keadaan menjadi lebih berat," ucapnya.

Lebih jauh, Bambang juga menegaskan bahaya virus ini jika sudah masuk ke Indonesia. Virus yang memiliki tingkat penularan lebih cepat ini bisa membahayakan lebih banyak orang. Varian baru ini, bisa menyebabkan tingkat keparahan penyakit yang lebih parah daripada jenis yang umum ditemukan.

"Kalau ada orang yang kena meskipun itu OTG, tapi dia tertular dan varian itu yang dia dapatkan, maka dengan cepat sekali bisa menular ke orang lain," lanjut Bambang. "Misalkan satu anak muda bisa menulari lebih dari satu orang. Bisa saja menulari anak muda lain yang barangkali OTG juga, tapi bisa juga menulari orang tua, atau yang komorbid. Jadi kita harus lihat bahayanya dari situ."

Saat ini Kementerian Riset dan Teknologi tengah bekerja sama dengan Lembaga Eijkman. Mereka mengumpulkan sampel untuk mendeteksi adanya varian baru ini di Indonesia.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait