Positivity Rate Corona RI Tembus 29,4 Persen di Awal Tahun 2021
Unsplash/Mufid Majnun
Nasional

Sebagai informasi, angka positivity rate adalah persentase perbandingan antara jumlah kasus positif virus corona (COVID-19) dengan jumlah tes yang telah dilakukan.

WowKeren - Memasuki tahun 2021, angka positivity rate COVID-19 harian di Indonesia pecah rekor dengan mencapai 29,4 persen pada Jumat (1/1). Sebagai informasi, positivity rate adalah persentase perbandingan antara jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan 8.072 kasus positif COVID-19 baru pada Jumat. Sedangkan jumlah testing COVID-19 hariannya mencapai 27.401 orang. Sehingga dari total jumlah orang yang menjalani testing tersebut, ada 29,4 persen yang dinyatakan positif COVID-19.

Adapun jumlah pemeriksaan COVID-19 yang dilaporkan pada hari pertama tahun 2021 ini lebih rendah dibanding target tes harian pemerintah berada di kisaran 35-45 ribu per hari. Angka positivity rate COVID-19 harian ini mencapai lima kali lipat standar aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Diketahui, WHO menetapkan batas aman positivity rate COVID-19 sebesar lima persen. Melansir CNN Indonesia, angka positivity rate yang rendah menunjukkan bahwa jumlah orang yang diperiksa semakin banyak dan upaya pelacakan kontak erat memadahi.


Sementara itu, Indonesia sendiri telah mencatatkan angka COVID-19 harian di atas 8.000 selama tiga hari berturut-turut sejak 30 Desember 2020. Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut angka itu bahkan belum ada dari setengah yang diperkirakan.

Menurutnya, kasus harian di Indonesia bisa mencapai hampir 40.000 per hari. Lalu terkait penyebab masih rendahnya jumlah positif yang dicatat, hal itu dikarenakan masih rendahnya kapasitas testing yang dimiliki Indonesia.

"Angka positif 8.000-an itu belum lah, jangankan setengahnya, sepertiga saja dari estimasi kasus harian terendah indonesia saja belum tercapai," kata Dicky dilansir Okezone, Sabtu (2/1). "Karena akibat, rendahnya kapasitas testing. Karena saat ini estimasi kasus harian di Indonesia hampir 40.000-an per hari."

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pemerintah semakin menggencarkan testing. Pasalnya jika testing tidak dilakukan lebih masif lagi dikhawatirkan penularan akan makin meluas. Terutama penularan yang bersumber dari orang tanpa gejala atau OTG.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru