Jelang Penerapan PSBB Jawa-Bali, RI Pecah Rekor 8.854 Kasus COVID-19 Dalam Sehari
Nasional

Rekor baru kasus COVID-19 harian ini terjadi usai pemerintah Indonesia mengumumkan rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali.

WowKeren - Indonesia kembali memecahkan rekor dengan mencatat 8.854 kasus positif virus corona (COVID-19) baru pada Rabu (6/1) hari ini. Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus positif COVID-19 di Tanah Air kini telah mencapai 788.402 kasus.

Sementara itu, jumlah pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 6.767 kasus pada hari ini. Sehingga total pasien COVID-19 sembuh di Indonesia telah mencapai 652.513 orang atau 82,8 persen dari jumlah kasus keseluruhan.

Namun, angka kematian COVID-19 bertambah sebanyak 187 kasus pada hari ini. Dengan demikian, pandemi corona telah menelan total 23.296 korban jiwa di Indonesia atau setara 3 persen dari jumlah kasus positif keseluruhan.

Rekor baru kasus COVID-19 harian ini terjadi usai pemerintah Indonesia mengumumkan rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali. Rencananya, PSBB Jawa-Bali ini akan diterapkan selama dua pekan, mulai dari 11 Januari hingga 25 Januari 2021 mendatang.


Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah melihat data perkembangan penanganan COVID-19 dalam mengambil kebijakan ini. Di antaranya adalah zona risiko penularan virus corona, rasio keterisian tempat tidur isolasi dan ICU, hingga kasus aktif COVID-19 yang saat ini telah mencapai 14,2 persen.

Adapun keputusan pemerintah untuk menerapkan pembatasan di Jawa-Bali ini terkesan berani karena harus bersiap mengalami dampak ekonomi yang semakin parah. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menilai PSBB di Jawa dan Bali mempengaruhi ekonomi pada kuartal I 2021.

Yusuf memprediksi ekonomi domestik masih minus pada tiga bulan pertama tahun ini. Kendati demikian, ia sepenuhnya mendukung keputusan pemerintah karena dinilai akan menekan laju penyebaran virus corona.

"Jadi kalau dipaksakan tetap beraktivitas normal dengan kedisiplinan yang rendah, khawatirnya yang dikorbankan justru ekonomi satu tahun penuh," ungkap Yusuf seperti dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (6/1). "Kalau ini mungkin yang dikorbankan ekonomi satu kuartal."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait