Serah Terima Kantong Jenazah Sriwijaya Air, RS Polri Belum Bisa Identifikasi
Basarnas.go.id
Nasional

Tim Basarnas telah menyerahkan delapan kantong berisi jenazah dan puing-puing pesawat Sriwijaya Air kepada Tim DVI. Pihak RS Polri nyatakan masih belum dapat identifikasi korban.

WowKeren - Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyerahkan delapan kantong terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 kepada Tim DVI dan KNKT pada Minggu (10/1) siang. Kantong-kantong itu berisi jenazah dan puing-puing dari pesawat rute penerbangan Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1).

Dilansir Kompas TV, rincian 8 kantong itu terdiri dari tiga kantong berisi puing, dan lima kantong berupa potongan tubuh dari jenazah penumpang pesawat Sriwijaya Air. Selanjutnya, kantong-kantong tersebut akan dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan oleh Tim DVI dan KNKT.

”Kami menyerahkan tiga kantong serpihan pesawat, dan lima kantong potongan manusia,” kata Direktur Operasi Basarnas, Rasman MS di Posko Tim SAR Terpadu JICT 2, Tanjung Priok seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (10/1).

Sementara itu, tim DVI yang diwakili Kasubdit Dokpol Polda Metro Jaya Kompol Asep Winardi menerangkan pihaknya akan menindaklanjuti kantong mayat yang telah diterima. “Untuk pemeriksaan lebih lanjut akan kami bawa ke Pos Mortem di RS Polri,” jelas Asep.


Pihak RS Polri Kramat Jati yang sebelumnya telah menerima satu kantong jenazah berisi potongan tubuh korban Sriwijaya Air menyatakan masih belum bisa mengidentifikasinya. Mereka masih mengumpulkan kelengkapan data dari pihak keluarga korban untuk dilakukan proses identifikasi.

”Sementara belum (bisa diidentifikasi),” kata Komandan Disaster Victim Indentification (DVI) RS Polri Kramat Jati, Hery Wijatmoko konferensi pers di RS Kramat Jati, Jakarta Timur (10/1). “Kami konsentrasi, tetap on going. Pekerjaan antemortem jalan, dan di Pontianak jalan. Kemudian, dari fase pertama, TKP (tempat kejadian perkara) juga jalan.”

”Lalu premier identify, meliputi tiga hal yang pertama adalah DNA, yang kedua sidik jari, yang ketiga adalah data gigi atau ortodologi data,” sambungnya. “Itu adalah primer apabila salah satu atau dua-duanya atau tiga-tiganya match (cocok), berarti dia akan teridentifikasi.”

Seperti diketahui, pesawat jenis Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC itu lepas landas pada pukul 14.36 WIB, Sabtu (9/1). Pesawat kemudian dilaporkan hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.

Data terakhir dari FlightRadar24 menunjukkan pesawat Sriwijaya itu kehilangan ketinggian hingga 10 ribu kaki hanya dalam waktu semenit. Pesawat sempat mencapai ketinggian 10.900 kaki sebelum dalam hitungan detik ketinggian terus menurun menjadi 8.950 kaki, turun ke 5.400 kaki, hingga terakhir terpantau di 250 kaki dan hilang kontak.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait