Insentif Nakes Bakal Dipotong Hingga 50 Persen, Menkes Buka Suara
Nasional

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara terkait kabar pemerintah yang bakal memotong insentif tenaga kesehatan (nakes) sebesar 50 persen yang beredar di masyarakat.

WowKeren - Kabar terkait pemotongan insentif tenaga kesehatan (nakes) tengah menjadi sorotan baru-baru ini. Pasalnya, kabar tersebut justru menunjukkan bahwa pemerintah tidak peka dengan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

Menanggapi kabar tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemangkasan insentif tenaga kesehatan (nakes) sebesar 50 persen masih dalam tahap diskusi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Keuangan.

"Yang insentif nakes inilah memang agak apa ya. Di dalam ada diskusi, tadi pagi saya ada rapat dengan Pak Presiden dan ada ibu Menteri keuangan," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2). "Saya sudah bicara dengan beliau, kesimpulannya akan ada diskusi lagi."

Budi melanjutkan rencana pemangkasan insentif itu masih akan dikaji lagi dengan pertimbangan aspirasi dari anggota legislatif. Kemenkeu bakal mengevaluasi dengan mempertimbangkan keadaan batas anggaran Kemenkes.


"Jadi aspirasi ini ditangkap oleh Kemenkeu, nanti kita akan mendiskusikan lagi," ujarnya. "Anggaran di Kemenkeu memang sudah kena dari batas yang diberikan izinnya komisi anggaran DPR RI."

Terkait pemotongan insentif nakes, Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengaku pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Kemenkes soal besaran pemotongan insentif yang bakal dilakukan. "Kemenkeu bersama Kemenkes masih terus melakukan penghitungan detail rencana belanja detail dengan perkembangan dinamis ini sehingga dukungan untuk penanganan covid dapat terpenuhi di 2021 ini," jelasnya.

Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengkritik keras wacana pemerintah tersebut. Ketua Umum PPNI Harif Fadilah bahkan mengingatkan pemerintah terkait kondisi nakes saat ini yang masih berjuang sebagai garda depan dalam menangani pasien virus corona.

”Saya kira ini bukan berita gembira karena pandemi belum berakhir,” kata Harif seperti dilansir dari CNNIndonesia, Rabu (3/2). “Beban kerja masih tinggi, risiko tinggi, tapi insentif dikurangi, saya kira pemerintah tidak peka kondisi nakes di lapangan.”

Harif mengaku tak setuju jika insentif nakes dikurangi hanya karena mereka sudah menjalani vaksinasi COVID-19. Menurutnya, vaksin virus corona tidak lantas membuat beban kerja tenaga kesehatan menjadi berkurang.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait