Penasihat Presiden Rodrigo Duterte mengaku telah menerima suntikan vaksin COVID-19 ilegal yang diseludupkan. Kini, Kemenkes Filipina langsung melakukan penyelidikan.
- Ruth Meliana
- Kamis, 25 Februari 2021 - 14:20 WIB
WowKeren - Program vaksinasi COVID-19 di Filipina tengah menjadi sorotan. Hal ini terjadi setelah seorang penasihat Presiden Rodrigo Duterte, Ramon Tulfo mengaku telah menerima suntikan vaksin Sinopharm ilegal yang diseludupkan ke negara itu.
Berdasarkan laporan The Independent dalam kolom kabar Filipina, Tulfo mengaku menerima dosis vaksin COVID-19 buatan Tiongkok pada bulan Oktober 2020 lalu. Vaksin seludupan itu juga diberikan ke para pengawal Presiden Duterte.
Rupanya, Tulfo menyebut vaksin seludupan itu diberikan dari temannya. Ia sendiri mengaku tidak masalah akan hal itu. Kendati demikian, ia mengaku ingin menguji efektivitas vaksin Sinopharm ilegal itu saat mendaftar menjadi distributor.
”Saya mendapatkan vaksin dari seorang teman yang menyelundupkannya ke negara,” kata Tulfo kepada One News, Kamis (25/2). “Saya tidak merasa bersalah tentang itu.”
Sebelumnya, informasi mengenai adanya vaksin ilegal pertama diperoleh dari pengawal Presiden Duterte. Mereka membocorkannya ke publik tanpa sepengetahuan presiden sehingga memicu kritik dari anggota parlemen tentang akses istimewa dan pelanggaran hukum.
Apalagi, penggunaan vaksin Sinopharm masih belum mendapatkan persetujuan dari Badan Administrasi Makanan dan Obat Filipina (FDA). Karena itu, melakukan impor dan distribusi vaksin tersebut merupakan kegiatan ilegal.
Kementerian Kesehatan Filipina langsung bertindak menyelidiki insiden ini. Wakil Menteri Kesehatan Filipina Rosario Vergeire mengatakan penerima vaksin tidak resmi juga bisa diberikan sanksi.
Sementara itu, pihak Sinopharm Tiongkok masih bungkam terkait permasalahan seludupan vaksin buatannya. Mereka belum menjelaskan mengenai bagaimana bisa vaksin Sinopharm sudah masuk ke Filipina disaat negara tersebut belum meminta izin penggunaan darurat.
(wk/lian)
