Intensif Telat-Beli APD Sendiri, Begini Curhatan Nyesek Contact Tracer Selama Hadapi COVID-19
Unsplash/Bofu Shaw
Nasional

Seorang Contact Tracer berinisial IR buka suara terkait pernyataan Ketua Bidang Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander K. Ginting soal intensif harian apabila terpapar corona dan fasilitas APD untuk para relawan.

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) telah berjalan selama lebih dari setahun. Ketua Bidang Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander K. Ginting pun menyatakan bahwa para relawan tetap mendapat insentif harian jika sedang terpapar virus corona (COVID-19) hingga alat pelindung diri (APD) selama bertugas.

Sayangnya, pernyataan tersebut dibantah oleh seorang relawan Contact Tracer berinisial IR. Ia mengatakan jika pemberian insentif ketika relawan terpapar COVID-19 bergantung pada kebijakan Puskesmas masing-masing.

Di tempatnya bertugas yaitu di Bandung, relawan yang terpapar bisa tetap mendapatkan insentif harian. Sedangkan relawan tracer di Jakarta tidak. "Kalau teman saya yang di Jakarta kalau terkena Covid ya tidak mendapatkan gaji sehari itu, kalo hitungan per hari," kata IR dikutip dari CNNIndonesia, Senin (8/3).

Di tempatnya bertugas, puskesma mengizinkan relawan yang terpapar untuk bekerja dari rumah (WFH). Meski demikian, mereka tidak mendapatkan kompensasi dari BNPB ketika terinfeksi virus corona. "Jika karena Covid dapat tunjangan berapa atau secara makanan atau apa ditanggung pihak BNPB, atau dalam bentuk tempat tinggal itu tidak ada sama sekali," ujar IR.


IR juga membantah pernyataan Alex yang menyebut para relawan jarang sakit karena telah mendapatkan pelatihan dan selalu menggunakan alat pelindung diri (APD). Selama ini pihaknya tak pernah mendapat satupun APD dari BNPB.

IR sendiri bergabung menjadi relawan gelombang kedua pada bulan Januari 2021 lalu. Sedangkan rekan-rekannya yang lebih dahulu menjadi relawan gelombang pertama hanya mendapatkan mendapatkan rompi, topi, dan empat lembar masker kain bertuliskan BNPB. "Saya masuk Januari dan selesai akhir Maret ini tidak mendapat apapun," ungkapnya.

Menurutnya, tidak terdapat anggaran dari BNPB untuk memenuhi kebutuhan APD relawan tracer. Akhirnya, mereka harus membeli APD yang berupa masker bedah atau medis, handscoon atau sarung tangan medis, gaun, face shield, dan hand sanitizer. Adapun baju hazmat disediakan oleh pihak Puskesmas jika relawan melakukan tes SWAB.

Apabila menurut standar penggunaannya, APD merupakan barang sekali pakai. Sehingga mau tak mau para relawan ini harus mengeluarkan uang untuk membelinya. Oleh karena itu, ia meminta agar BNPB segera membayar insentif yang belum dibayarkan selama dua bulan serta menyediakan fasilitas yang memadai untuk para relawan yang berisiko tinggi terpapar COVID-19.

Perlu diketahui, relawan Contact Tracer direkrut oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 BNPB merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Mereka tersebar di 61 kota atau kabupaten di 13 provinsi dengan jumlah 6.509 orang. Relawan ini bertugas melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan kasus COVID-19, memantau pasien COVID-19, dan mendukung penanganan pandemi.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait