Kapolri Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Bagian dari JAD
Instagram/divisihumaspolri
Nasional

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pernyataan terkait identitas pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Jenderal Listyo Sigit menyebut keduanya adalah bagian dari JAD.

WowKeren - Kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar mulai menemui titik terang. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri di depan Katedral Makassar, Minggu (28/3) ada kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Listyo Sigit saat meninjau lokasi kejadian bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto.

Kapolri menyebut pelaku bom bunuh diri yang tewas sebanyak dua orang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. "Pelaku yang meninggal dunia ada 2 orang laki-laki dan perempuan," ujarnya.

Listyo Sigit selanjutnya meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik pascateror bom bunuh diri. Masyarakat, menurutnya, diminta tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. TNI dan Polri akan berusaha maksimal memberikan keamanan bagi masyarakat. "Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," papar Listyo Sigit.


Kapolri dalam kesempatan itu juga menyampaikan terima kasih atas keberanian seorang satpam Gereja yang menahan pelaku agar tak masuk ke dalam gereja. "Kami merasa prihatin sekarang sedang dirawat di rumah sakit polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri dan Panglima TNI juga menyempatkan diri menengok korban ledakan bom di RS Polri Makassar. Kapolri menyampaikan bahwa ada dua orang yang sudah selesai menjalani operasi. "Kondisi korban sudah sadar dan bisa diajak bicara," tutup Listyo Sigit.

Sebelumnya, nama JAD memang sudah dicurigai. Hal itu lantaran dalam beberapa pekan terakhir kepolisian aktif menangkap anggota kelompok JAD di Makassar dan kota lain. Dalam penangkapan di Makassar sejumlah anggota JAD ditembak polisi karena melawan.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan ada kemiripan secara pola pikir antara pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dengan tiga bom di Surabaya pada tahun 2018 lalu.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru