Vaksin Sinovac dan Sinopharm Diklaim Ampuh Cegah Keparahan Gejala Akibat Omicron
AP/Fernando Vergara
Dunia

Media Uni Emirat Arab melaporkan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm, yang sama-sama dikembangkan oleh Tiongkok, mampu memberi perlindungan dari keparahan gejala akibat Omicron.

WowKeren - Vaksin COVID-19 yang dikembangkan di Tiongkok, Sinovac, menjadi salah satu yang paling banyak digunakan di dunia. Namun belakangan kemampuannya terutama dalam menghadapi varian Omicron terus menjadi sorotan karena disebut melemah secara drastis.

Kendati demikian, vaksin Sinovac dan Sinopharm, yang juga sama-sama dikembangkan di Tiongkok, diklaim memberi perlindungan yang baik terhadap keparahan gejala akibat varian Omicron. Klaim ini disampaikan oleh kantor berita berbasis Uni Emirat Arab, The National, yang melaporkan pada Selasa (4/1) waktu setempat.

Laporan yang sama juga mengungkap rencana UEA untuk menggunakan vaksin protein rekombinan baru yang diproduksi oleh Sinopharm. UEA sudah menurunkan izin penggunaan darurat vaksin tersebut sebagai dosis penguat alias booster.

Vaksin rekombinan baru itu disebut menunjukkan kapasitas imunitas yang lebih baik terhadap varian Omicron. "Dengan tingkat keamanan yang tinggi, ditambah dengan produksi yang cepat serta mudahnya penyimpanan dan distribusi," tutur Kementerian Kesehatan UEA terkait vaksin rekombinan tersebut, dikutip pada Kamis (6/1).


Sejauh ini pemberian vaksin COVID-19 dosis ketiga alias booster dianggap sebagai jalan terbaik untuk menghadapi varian Omicron. Berbagai negara sudah memulai program vaksinasi booster, bahkan ada negara yang sudah memulai pemberian dosis keempat seperti Israel.

Pasalnya varian Omicron sudah berkembang begitu luas di berbagai negara, bahkan terus menyebabkan rekor seperti di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku terus melihat bukti bahwa varian Omicron tidak menimbulkan keparahan gejala terhadap pasien yang diinfeksinya.

"Kami melihat semakin banyak studi yang menunjukkan Omicron menginfeksi bagian atas tubuh," kata Manajer Insiden WHO, Abdi Mahamud, di Jenewa, Swiss, merujuk pada varian Omicron yang biasanya menginfeksi saluran pernapasan bagian atas. "Tidak seperti varian lain yang bisa menyebabkan pneumonia parah."

Mahamud bahkan menyebut hal ini berpotensi menjadi "berita baik". Hanya saja Mahamud juga mengingatkan ada hal lain yang harus diwaspadai, yakni kecepatan penularannya yang membuat varian Omicron bisa menjadi varian dominan dan mengancam negara-negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 rendah.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait