Respons Anies Baswedan Usai Jokowi Minta PTM di DKI Jakarta Dievaluasi
covid19.go.id
Nasional

Sebelumnya, Jokowi meminta adanya evaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), khususnya di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Jokowi mengingatkan persentase kasus aktif COVID-19 kini naik 910 persen dari sebelumnya.

WowKeren - Presiden Joko Widodo meminta agar pembelajaran tatap muka (PTM) khususnya di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten dievaluasi di tengah kenaikan kasus COVID-19. Hal ini disampaikan oleh Jokowi dalam rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Tatap Muka (PPKM) pada Senin (31/1).

Kekinian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal permintaan Jokowi tersebut. Menurut Anies, pihaknya akan terus memantau perkembangan pelaksanaan PTM di wilayah DKI Jakarta.

"Kita sedang monitoring terus, dan kalau kita lihat perjalanan selama ini, satu, salah satu faktor untuk menetapkan pengetatan adalah tentang keterisian di rumah sakit," tutur Anies di Jakarta Pusat, Selasa (1/2).

Lebih lanjut, Anies menjelaskan bahwa kebijakan terkait PTM di DKI ditentukan oleh keterisian rumah sakit. Apabila data menunjukkan adanya lonjakan keterisian rumah sakit, maka kebijakan pengetatan mobilitas baru akan ditingkatkan.

"Ketika terjadi peningkatan dalam keterisian rumah sakit, maka pengendaliannya adalah dengan mengurangi mobilitas," terang Anies. "Itu pengalaman selama 1,5 tahun, hampir dua tahun ini. Jadi sekarang kita monitoring terus tentang keterisian rumah sakit."

Sementara itu, sejumlah pihak telah meminta agar PTM dihentikan di tengah meningkatnya kasus COVID-19. Terkait hal ini, Anies menuturkan bahwa dibutuhkan ketenangan dalam menghadapi pandemi COVID-19.


"Jadi ini situasi dimana kita harus tenang. Kita harus tenang, kita harus sadar bahwa ia atau Omicron ini meningkat," tutur Anies.

Meski demikian, Anies mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan berhati-hati. Ia juga meminta masyarakat untuk terus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Tapi di sisi lain tingkat keparahannya itu tidak seperti enam bulan lalu. Jadi yang kita sama-sama harus sadari adalah bila mengalami gejala ringan atau tanpa gejala maka isolasi, disiplin supaya tidak menularkan kepada yang lain," pungkasnya.

Sebelumnya, Jokowi meminta adanya evaluasi pelaksanaan PTM di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. "Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan bahwa persentase kasus aktif COVID-19 kini naik 910 persen dari sebelumnya. Oleh sebab itu, ia meminta para menteri dan pimpinan lembaga terkait untuk berhati-hati dalam menyikapi kondisi pandemi.

"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif (COVID-19) naik 910 persen. Dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," tuturnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait