Kemenkes Ungkap Penyebab Lonjakan Kasus Kematian Akibat COVID-19: Banyak Komorbid Tak Terkontrol
AFP
Nasional

Rupanya tidak hanya angka kasus positif COVID-19 yang mengalami kenaikan, melainkan juga angka kematian. Akan hal ini, Kemenkes pun lantas memberikan penjelasan.

WowKeren - Angka kasus COVID-19 yang saat ini mengalami kenaikan tampaknya juga dibarengi dengan jumlah kasus kematian yang juga melonjak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun membeberkan penyebab dari lonjakan angka kematian tersebut.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan lonjakan kasus kematian tersebut disebabkan oleh komorbid. Adapun lonjakan kasus kematian COVID-19 pada Jumat (4/2), menjadi 42 kasus.

"Ini (kematian) karena komorbid penyebabnya karena banyak yang positif termasuk juga yang komorbid," ungkap Nadia kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (5/2). "Jadi biasanya karena komorbidnya yang tidak terkontrol dengan baik seperti hipertensi dan diabetes."

Sebagai informasi, kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia sendiri dalam beberapa hari terakhir, mengalami kenaikan yang drastis. Pada Jumat (4/2) kemarin, kasus kematian COVID-19 bahkan menjadi 42 orang dalam satu hari.


Sementara itu, mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa jumlah kasus kematian COVID-19 itu melonjak 10 kali lipat lebih dibanding dengan kasus kematian pada 4 Januari 2022 lalu, saat ada 3 kasus kematian. Tjandra lantas mengatakan bahwa peningkatan itu memang lebih rendah jika dibandingkan dengan tren peningkatan kasus positif COVID-19.

"Tetapi kejadian wafat amat menyedihkan dan tidak dapat tergantikan, jadi akan baik kalau dilakukan analisa mendalam setidaknya dari dua aspek," papar Tjandra dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/2).

Tjandra menjelaskan untuk aspek pertama sejauh ini berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah, kasus kematian terkait COVID-19 varian Omicron sebanyak lima orang. Maka dari itu, perlu diketahui lonjakan kasus kematian tersebut dipicu oleh varian apa.

Apabila kematian COVID-19 dipicu oleh varian Delta, maka perlu digali juga apakah memang jumlah pasien varian Delta juga semakin meningkat, sehingga ada peningkatan kematian, begitu juga dengan varian Omicron. Aspek kedua, menurut Tjandra adalah analisa teknis yakni audit penyebab kematian.

Adapun analisa yang bisa dilakukan, kata Tjandra, berupa kelompok umur yang wafat, jenis kelamin, komorbid, status vaksinasi, lokasi meninggal, baik rumah sakit maupun rumah. "Data yang didapat akan punya dampak klinik bagaimana penanganan pasien gawat dan juga dampak kebijakan kapan pasien harus masuk rumah sakit, atau bentuk kebijakan terkait lainnya," tandas Tjandra.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait