Asal Usul Kolak, Sajian Khas Ramadan yang Pernah Jadi Media Dakwah  Islam di Pulau Jawa
Instagram/sarikipuw
SerbaSerbi

Hidangan kolak yang identik dengan bulan Ramadan ternyata memiliki peran penting dalam proses penyebaran Islam di Pulau Jawa. Lantas, seperti apa asal usul kolak dan perkembangannya dari waktu ke waktu?

WowKeren - Bulan Ramadan dan kolak seolah menjadi satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Kolak identik dengan bulan puasa karena kerap dijadikan sebagai hidangan favorit saat berbuka puasa.

Meski sebagian orang memutuskan untuk membuat sendiri di rumah, sebagian lainnya lebih memilih untuk membeli kolak agar lebih praktis. Karena itulah tak heran jika kita kerap menemui pedagang kolak di pasar maupun sepanjang jalan menjelang maghrib.


Berbicara tentang kolak, hidangan satu ini ternyata menyimpan makna dan sejarah yang cukup penting di masa lalu. Banyak laporan yang mengatakan bahwa kolak sempat dijadikan sebagai media dakwah para ulama untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Hal ini tentu cukup menarik untuk dibahas, khususnya karena belum diketahui oleh banyak orang. Lantas, seperti apa asal usul kolak dan perkembangannya dari waktu ke waktu? Berikut ulasan lengkapnya!

(wk/eval)

1. Asal Usul Kolak


Asal Usul Kolak
Instagram/resep_masakankeluarga

Kolak adalah makanan penutup khas Indonesia yang dibuat dari gula aren, santan dan daun pandan. Hidangan ini biasanya dipadukan dengan berbagai bahan seperti labu kuning, pisang, nangka, ubi jalar dan masih banyak lagi.

Chef sekaligus pakar kuliner Indonesia William Wongso mengatakan bahwa kolak kemungkinan berasal dari Timur Tengah. Hal ini dikarenakan masyarakat Timur Tengah sangat menyukai hidangan manis.

Namun, tak sedikit pula yang meyakini bahwa kolak adalah hidangan asli Nusantara yang disesuaikan dengan lidah masyarakat Tanah Air. Berbagai bahannya yang mudah ditemukan di Indonesia memperkuat dugaan ini.

Terlepas dari asal kolak, hidangan satu ini sudah sangat erat kaitannya dengan masyarakat Indonesia. Apalagi, hidangan ini pernah menjadi salah satu media penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

2. Peran Kolak dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia


Peran Kolak dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Instagram/eddriantjhia

Menurut sejarawan Fadly Rahman yang menulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia", kolak kemungkinan berasal dari kata "Khalik" yang berarti Sang Pencipta. Kata ini dipilih agar masyarakat bisa lebih dekat dengan Sang Pencipta dan bersyukur atas segala pemberian-Nya.

Setiap bahan pembuatan kolak juga memiliki makna penting yang erat kaitannya dengan ajaran Islam. Bahan pertama yang biasa dibuat isian umum kolak adalah pisang kepok. Kepok di sini memiliki makna kapok yang berarti bahwa masyarakat diharuskan untuk kapok atau jera dalam berbuat dosa.

Isian berikutnya adalah ubi, sebuah tumbuhan yang ditanam di dalam tanah. Orang Jawa biasa menyebutnya dengan polo pendem atau terpendam di dalam tanah. Dalam hal ini, para Wali mengingatkan masyarakat bahwa hidup ini hanyalah sementara, karena pada akhirnya kita semua akan sama seperti ubi yang terpendam di dalam tanah.

Bahan kolak berikutnya yang memiliki makna penting adalah santan. Santan dalam bahasa Jawa disebut dengan santen yang merupakan kependekan dari pangapunten atau maaf. Dengan demikian, kolak diharapkan jadi pengingat agar masyarakat senantiasa meminta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuatnya.

Pada akhirnya, etimologi dan tafsir di atas memiliki tujuan yang mulia yakni menjadikan kolak sebagai media pembelajaran budi pekerti serta memperkuat keyakinan masyarakat terhadap agama Islam. Karena metode yang cukup mudah tersebut, masyarakat dapat memahami agama Islam tanpa kesulitan.

3. Perkembangan Varian Kolak dari Waktu ke Waktu


Perkembangan Varian Kolak dari Waktu ke Waktu
Instagram/vsamperuru

Varian kolak semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Jika dulu kolak hanya menggunakan bahan yang mudah didapatkan, kini muncul beberapa jenis kolak di berbagai daerah dengan isian yang cukup beragam.

Misalnya seperti kolak kolang-kaling, kolak candil hingga bulukat kuah tuhe (ketan buah durian). Bahkan jika kamu jalan-jalan ke kota Malang, kamu bisa menikmati kolak durian dengan campuran ketan hitam putih hingga pie kolak pisang.

Tak hanya itu, sebab kolak yang dulunya disajikan hangat kini juga bisa dinikmati dalam keadaan dingin. Kolak jenis ini tentu langsung menghilangkan dahaga kita saat berbuka puasa!

4. Disukai Masyarakat Eropa


Disukai Masyarakat Eropa
Instagram/elvynnofianti

Kelezatan kolak yang berpadu dengan gurihnya santan mampu membuat siapa saja terpikat, termasuk masyarakat Eropa. Dilansir dari CNN, kolak dengan cokelat, potongan kacang dan beberapa bahan lain berhasil masuk di Festival Buku Frankfurt pada tahun 2015.

Varian tersebut dimodifikasi oleh Petty Elliot yang mengaku ingin memperkenalkan kolak ke masyarakat Eropa. Dia berkata, "Tidak ada yang menyangka itu kolak. Memang biasanya kan kolak identik dengan mangkuk."

Demikian asal usul kolak, hidangan sarat makna yang erat kaitannya dengan bulan Ramadan. Simak juga artikel ini untuk mengetahui delapan makanan berkuah yang cocok disantap saat berbuka puasa. Kamu juga bisa melihat artikel ini untuk mengetahui berbagai takjil buka puasa yang paling populer di Tanah Air.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait