Dapat Kabar Malaysia Ingin Klaim Reog di UNESCO, Indonesia Langsung Gerak Cepat
Nasional

Menko PMK, Muhadjir Effendy mengungkap pemerintah Malaysia ingin mengajukan reog sebagai budaya mereka di UNESCO. Muhadjir pun tak ingin Indonesia kecolongan dan segera bertindak.

WowKeren - Perselisihan memang bukan hal yang baru di hubungan dua negara bertetangga, Indonesia dan Malaysia. Salah satu yang kerap jadi pemicu perselisihan adalah masalah budaya. Indonesia dan Malaysia diketahuoi telah beberapa kali terlibat perselisihan karena perebutan budaya.

Terbaru, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut pemerintah Malaysia berencana mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," ujar Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kemenko PMK.

Merespons informasi itu, Muhadjir meminta agar pemerintah Ponorogo untuk secepatnya mengusulkan kesenian Reog Ponorogo agar diakui oleh UNESCO. Terlebih lagi, Reog Ponorogo merupakan budaya khas Indonesia.

"Saya mendukung penuh Reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia," imbau Muhadjir.


Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi mengatakan berkas pengusulan dan kelengkapan Reog telah diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek.

Berkas itu bahkan telah diajukan kepada Sekretariat ICH UNESCO sejak Kamis (31/3) lalu. Berkas itu diajukan beserta nominasi lainnya, yakni Tempe, Jamu, Tenun Indonesia dan Kolintang.

"Secara kesiapan video foto dan dokumen sudah disiapkan Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya juga sudah diterima oleh Kemendikbud, tapi sampai hari ini belum ada pengumuman lagi," ungkap Didik.

Selain itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengaku telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian Reog Ponorogo saat sesi seleksi wawancara dengan UNESCO. Ia menjelaskan bulu merak tersebut bukan dicabut tapi lepas sendiri dalam kurun waktu tertentu. Kemudian penggunaan kulit harimau saat ini sudah diganti kulit kambing yang diformat seperti kulit harimau.

"Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo," pungkas Sugiri.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru